Sabtu, 26 April 2014

Antiaritmia

Propanolol

Sediaan:
Tablet 10 mg, 40 mg, 80 mg, 160 mg
Injeksi propanolol HCl 1 mg/ml

Cara Kerja Obat:
Propranolol adalah tipe beta-blocker non-selektif yang umumnya digunakan dalam pengobatan tekanan darah tinggi. Obat ini adalah beta-blocker pertama yang sukses dikembangkan.
 
Indikasi:
Hipertensi, pencegahan perdarahan varises pada hipertensi portal, angina, aritmia, krisis tiroroksikosis, pembesaran jantung, takikardi akibat cemas.

Kontraindikasi:
Asma, gagal jantung yang tidak terkontrol, angina Prinz-metal, hipotensi, blok AV jantung derajat 2-3, syok kardiogenik, asidosis metabolik.

Dosis:
-     Hipertensi, per oral
Dosis awal 80 mg, 2 x sehari, dinaikkan sesuai kebutuhan. Dosis rumatan 160-320 mg sehari.
-     Pencegahan perdarahan varises pada hipertensi portal, per oral
Dosis awal 40 mg, 2 x sehari, dinaikkan menjadi 80 mg, 2 x sehari, maksimal 160 mg 2 x sehari.
-     Angina, per oral
Dosis awal 40 mg, 2-3 x sehari, rumatan 120-240 mg sehari.
-     Aritmia, tiroroksikosis, pembesaran jantung, takikardi akibat cemas, per oral
10-40 mg 3-4 x sehari.
-     Aritmia dan krisis tiroroksikosis
Injeksi intravena 1 mg dalam 1 menit. Bila perlu diulang dengan jarak 2 menit, dosis maksimal 10 mg (5 mg jika dalam anesthesia).

Peringatan dan Perhatian:
-     Berkontraindikasi dengan bradycardia, sebelumnya ada tingkatan AV block yang tinggi, sindrom sakit sinus dan kegagalan LV yang tak stabil.
-     Gunakan dengan hati-hati pada pasien bronchopasma, asma, atau penyakit sumbatan pernapasan. Gunakan dengan hati-hati dengan tingkatan block pertama, depresi, pasien dengan PVD, dan pasien yang menggunakan insulin.
-     Beta-blocker mungkin menutupi gejala hipertiroid & hipoglikemia dan mungkin memperburuk psoriasis.
-     Pasien jangka panjang sebaiknya tidak berhenti dengan tiba-tiba, harus berhenti secara bertahap selama 1-2 minggu.

Efek Samping :                    
-     Jantung: bradikradi, gagal jantung kongestif, penurunan sirkulasi perifer, hipotensi, sakit dada, kontraksi miokardial, raynaud’s syndrom, menseterik trombosis, syncope.
-     SSP: depresi mental, amnesia, halusinasi, dizziness, insomia, vertigo, psikosis, hypersomnolence dan fatique.
-     Dermatologi: alopesia, dermatitis, hiperkeratosis, pruritis, urtikaria, sindrom stevens-johnson, fuxil epiderma necrolysis.
-     Gastrointestinal: diare, muntah, mual, konstipasi dan anoreksia.
-     Genitourinaria: Impoten, proteinuria, oligouria, interstitial nephritis, peyroie’s disease.
-     Hematologi: agraniulositosis trombositopenia, trombositopenia purpura.
-     Neuromuskular: rasa lemah, carpal tunnel syndrome, paresthesis, arthropathy.
-     Mata:  Konjugasi hyperemis, penurunan produki air mata,penurunan penglihatan.
-     Pernapasan: mengik, faringitis, bronkospamus, udem pulmonary, laryngospasmus.

Selasa, 22 April 2014

Dasar Teori EKG 2 dan Interprestasinya

klik gambar untuk memperbesar
A. Kelistrikan Jantung
Pencetus impuls listrik jantung muncul dari SA Node terus menjalar ka AV Node, Berkas His, Cabang Berkas Kiri dan Kanan, Serabut Purkinje dan akhirnya sampai ke otot ventrikel jantung.
Arus listrik yang menjalar dari SA Node ke Berkas His membentuk Interval PR (lihat garis merah pada gambar diatas), dan arus listrik dari Cabang berkas sampai serabut purkinje membentuk Kompleks QRS (lihat garis hijau pada gambar diatas).
Durasi normal Interval tidak lebih dari 5 kotak kecil (kk), dan Kompleks QRS tidak lebih dari 3 kk. Untuk menghitung frekwensi detak jantung digunakan rumus : 1500: Interval R-R ( jarak R satu ke R berikutnya dalam kotak kecil).
B. Irama Jantung
Irama jantung terdiri dari 3 macam yaitu Irama Sinus, Irama Junction, dan Irama Ventrikel. Masing-masing irama dinamai sesuai dengan asal impuls listrik yang keluar. Bila pencetus impuls listrik keluar dari SA Node maka irama yang muncul disebut Irama Sinus, dari SA Node muncul Irama Junction dan dari Ventrikel disebut Irama Idioventrikuler (baca: Irama Ventrikel).
A. Irama Sinus
Yaitu irama jantung yang sumber pacemakernya berasal dari SA node atau Impulsnya berasal dari SA Node, ada beberapa irama yang impulsnya berasal dari SA Node diantaranya :
  • Normal Sinus Rhytm
  • Sinus Bradikardia
  • Sinus Takikardia
  • Sinus Aritmia
I. Ciri Irama Normal Sinus adalah :
Gambar EKG normal
Ciri-ciri
1. Gelombang P (+) (membentuk gambar cembung seperti bukit)
2. Kompleks QRS sempit tidak lebih dari 3 kotak kecil atau 0,12 detik.

Untuk menentukan sumber utama pacemaker berasal dari mana adalah dengan membuat rekaman EKG strip panjang yang diambil salah satu EKG 12 lead yang dianggap jelas morfologi gelombangnya. Tapi biasanya semua dokter atau semua interpreter EKG akan memilih dan membuat panjang EKG strip yang diambil dari lead II dan V1. Menurut saya ambilah rekaman strip panjang dari lead yang mempunyai morfologi gelombang yang bagus dan jelas, tapi prioritaskan kita ambil dari lead II dan V1.
Setelah itu kita identifikasi morfologi gelombang P antara beat yang satu dengan beat yang lainnya dalam lead panjang yang kita ambil. Tentunya gelombang yang berasal dari SA node akan mempunyai bentuk/ukuran gelombang P dan PP interval dari beat ke beat akan sama.
Gelombang yang berasal dari SA node akan mengeluarkan impuls berkisar antara 60 sampai 100 x/menit, bagaimana cara menghitungnya? Penghitungannya sama dengan cara menghitung frekfensi jantung umumnya. Tapi untuk menghitung impuls atau frekfensi dari SA node atau atrial adalah dengan menghitung PP intervalnya. Baik pada lead panjang yang kita pilih maupun pada semua 12 lead yang kita rekam, antara atrial dan ventrikel harus berbanding 1 : 1 atau dengan kata lain setiap 1 (satu) gelombang P harus diikuti oleh 1 (satu) komplek QRS. Dan morfologi gelombang serta jaraknya sama, sehingga akan membentuk irama jantung yang teratur.
Pada saat membaca EKG 12 lead dengan gambaran EKG normal sinus rhytm, kita harus menemukan gelombang P akan selalu berdefleksi positip di lead II dan akan selalu berdefleksi negatif di lead aVR. Kecuali terdapat 2 kemungkinan yaitu kesalahan penempatan elektroda dan EKG dextrocardia atau posisi jantung bergeser ke kanan.
Normal Sinus Rhytm adalah gambaran murni EKG normal tanpa adanya intervensi subtansi lain yang mempengaruhinya.
II. Ciri Irama Sinus Bradikardi
Ciri-cirinya :
  • Irama teratur
  • RR interval jaraknya sama dalam 1 lead panjang
  • PP interval jaraknya sama dalam 1 lead panjang
  • Komplek QRS harus sama dalam 1 lead panjang
  • Impuls dari SA node yang ditandai dengan adanya gel P yang mempunyai bentuk sama dalam 1 lead panjang.
  • Frekwensi (HR) dibawah 60x/menit
  • Adanya gel P yang selalu diikuti komplek QRS
  • Gel P dan komplek QRS normal dan sama bentuknya dalam satu lead.
Yang membedakan antara sinus bradikardi dengan normal sinus rhytm adalah Frekfensi jantungnya.
Pada sinus bradikardia frekfensi jantungya kurang dari 60 x/menit, sedangkan ciri yang lainya persis sama dengan normal sinus rhytm.
Seringkali kita menemukan pasien dengan frekfensi jantung yang kurang dari 60 x/menit dan bahkan kurang dari 50 x/menit tanpa ada keluhan yang berarti, ini biasanya kita temukan pada jantung olah ragawan atau orang yang melakukan kegiatan olah raga yang teratur seperti para atlit. Jadi siapapun orangnya yang melakukan olah raga secara teratur dan benar, akan didapatkan frekfensi jantung yang kurang dari 60 atau bahkan kurang dari 50 x/menit tanpa adanya keluhan.
Frekfensi jantung yang kurang dari 60 x/menit juga bisa disebabkan oleh beberapa penyebab seperti obat-obatan (digoxin, beta blockers, calcium channel blockers) dan biasanya terjadi setelah pasca serangan jantung dan stroke.
Jadi kita hanya melakukan intervensi pada pasien dengan frekfensi jantung yang kurang dari 60 x/menit apabila si pasien mengalami gejala-gejala yang menganggu haemodinaik pasien.
Untuk itu kita tidak boleh memutuskan hasil analisa EKG hanya dengan melihat EKG saja tanpa mempertimbangkan keadaan klinis pasien maupun riwayat kesehatan pasien.
Ingat !!! jangan obati EKG tapi obati klinis pasiennya.
III. Ciri Irama Sinus Takikardi
Ciri-cirinya :
Sama dengan sinus bradikardia, yang membedakanya adalah frekwensi jantung (HR) lebih dari 100x/menit.
Seperti halnya dengan sinus bradikardia, hanya satu yang membedakan antara sinus takikardia dengan normal sinus rhytm yaitu frekfensi jantungnya.
Pada sinus takikardia, frekfensi jantungnya lebih dari 100 x/menit. Ada batas atasnya abu? Saya tidak mengatakan ada atau tidak adanya batasan atas (upper limit) untuk sinus takikardia, semuanya kita jawab pada prakteknya nanti.
Kalau kita batasi upper limitnya seperti yang tertulis pada buku-buku EKG dengan batasan antara 100 – 150 x/menit, saya akan balik tanya dengan beberapa pertanyaan. Apakah anda akan masih mengatakan sinus takikardi jika menemukan frekfensi jantung lebih dari 100 x/menit dan kurang dari 150 x/menit, walaupun morfologi gelombang P nya tidak sama dari beat to beat? Anda yakin gelombang Pnya berasal dari SA node??
Peningkatan frekfensi jantung pada pasien dengan sinus takikardia biasanya terjadi oleh adanya respon fisiologi dari tubuh terhadap suatu keadaan yang menggangu hemostasis tubuh. Dari sekian banyak penyebab frekfensi jantung melebihi 100 x/menit pada kasus sinus takikardia, kita mengenal beberapa keadaan yang harus kita tahu seperti :
  • Keadaan normal respon : sehabis melakukan aktivitas, kesakitan, demam, stress dan cemas.
  • Hypovolemik
  • Anemia
  • Obat-obatan
  • Gagal jantung
  • Perdarahan
  • Emboli pulmonal dan Distress pernapasan
  • Sepsis
  • Perikarditis
  • Dll
Jadi kita tidak boleh serta merta melakukan intervensi untuk menurunkan frekfensi jantungnya.
IV. Irama Sinus Aritmia
Untuk membedakan sinus aritmia dengan normal sinus rhytm dan sinus bradikardia adalah pada sinus aritmia iramanya tidak teratur yang disebabkan oleh pengaruh pernapasan, baik inspirasi maupun ekspirasi. Biasanya kita akan menemukan pada anak ABG atau anak-anak yang masih muda.

Dasar Teori EKG 1 dan Interprestasinya

A.  PENDAHULUAN
Elektrokardiografi adalah ilmu yang mempelajari aktifitas listrik jantung. Sedangkan Elektrokardiogram (EKG) adalah suatu grafik yang menggambarkan rekaman listrik jantung. Kegiatan listrik jantung dalam tubuh dapat dicatat dan direkam melalui elektroda-elektroda yang dipasang pada permukaan tubuh.
Prinsip utama belajar EKG adalah mengetahui anatomi fisiologi jantung, dan persyarafan jantung sehingga pada saat belajar EKG sudah dapat membayangkan keadaan jantung.
B. ANATOMI DAN FISIOLOGI JANTUNG
Jantung terdiri dari 4 bagian yaitu atrium (dextra & sinistra) & ventrikel (dextra & sinistra). Jantung mempunyai aktifitas listrik meliputi: Sino Atrio Nodus, Atrio Ventrikuler Nodus, Berkas His dan Serabut Purkinje, inilah point penting dalam pembacaan EKG.
Lihat gambar diatas bagaimana aktifitas jantung bekerja:
Berawal dari aliran lisrtik yang di kendalikan oleh pacu jantung khusus yaitu Nodus Sinus Atrial (SA) di dinding atrium kanan, dimana impuls secara terus menerus dilepaskan.  Dari Nodus SA suatu gelombang rangsangan di hantarkan melewati dinsing atrium yang menyebabkanya berkontraksi. Nodus AtrioVentrikular (AV) menerima gelombang rangsangan dan meneruskanya melalui Serat purkinje di berkas His yang menyebabkan rangsangan dan kontraksi dinding ventrikel kanan dan kiri. Gelombang rangsangan menyebar di seluruh dinding jantung di sertai perubahan muatan listrik yang dapat di terima dari dinding dada dan di rekam pada Elektrokardiografi.
C. GAMBARAN EKG NORMAL
Pada dasarnya EKG terdiri dari banyak gelombang, yang tiap gelombang mewakilkan satu denyut jantung (satu kali aktifitas listrik jantung).
Lihat gambar satu gelombang EKG:
Dalam satu gelombang EKG terdiri ada yang disebut titik (lihat gambar),  Interval dan Segmen. Titik terdiri dari titik P, Q, R, S, T dan U (kadang sebagian referensi tidak menampilkan titik U) sedangkan Interval terdiri dari PR interval, QRS interval dan QT interval dan Segmen terdiri dari PR segmen, dan ST segmen.
Penjelasan gambar :
  • Titik P mempunyai arti bahwa terjadinya denyutan/kontraksi pada atrium jantung (dextra & sinistra)
  • Titik Q, R dan S mempunyai arti bahwa terjadinya denyutan/kontraksi (listrik) pada ventrikel jantung (dextra & sinistra)
  • Sedangkan titik T berarti relaksasi pada ventikel jantung.
Mungkin terlihat mudah belajar EKG dengan satu gelombang, coba lihat gambar di bawah:
Gambar diatas adalah gambar EKG sebenarnya, melihat sepintas mungkin ga kebayang bisa membacanya. Kok ada tulisan I, II, aVR dan lain-lain ? I, II, aVR dan lain-lain disebut dengan sadapan atau lead. Aktifitas listrik jantung hanya dapat direkam dari luar jantung (yaitu tubuh), gak mungkin langsung di tempelin ke jantung toh ? makanya perlu lokasi-lokasi tertentu untuk penyadapan tersebut.
Pada prinsipnya ada 3 jenis sadapan yaitu Prekordial (dada), Bipolar (Kaki dan Tangan 2 elektroda)  dan Unipolar (Kaki dan Tangan 3 elektroda).
D. SANDAPAN (lokasi penempatan) EKG
Untuk memperoleh rekaman EKG dipasang elektroda-elektroda di kulit pada tempat-tempat tertentu. Lokasi penempatan elektroda sangat penting diperhatikan, karena penempatan yang salah akan menghasilkan pencatatan yang berbeda.
Terdapat 3 jenis sandapan (lead) pada EKG, yaitu :
A. Sadapan Prekordial
Merupakan sadapan V1, V2, V3, V4, V5, dan V6 yang ditempatkan secara   langsung di dada. 
  • Sadapan V1 ditempatkan di ruang intercostal IV di kanan sternum.
  • Sadapan V2 ditempatkan di ruang intercostal IV di kiri sternum.
  • Sadapan V3 ditempatkan di antara sadapan V2 dan V4.
  • Sadapan V4 ditempatkan di ruang intercostal V di linea (sekalipun detak  apeks berpindah).
  • Sadapan V5 ditempatkan secara mendatar dengan V4 di linea axillaris anterior.
  • Sadapan V6 ditempatkan secara mendatar dengan V4 dan V5 di linea midaxillaris.
B. Sandapan Bipolar
Merekam perbedaan potensial dari 2 elektroda, yang ditandai dengan angka romawi I, II dan III
  • Sandapan I    :  merekam beda potensial antara tangan kanan (RA) yang  bermuatan negatif (-) tangan kiri bermuatan positif  (+).
  • Sandapan II   :  merekam beda potensial antara tangan kanan (-) dengan kaki kiri (LF) yang bermuatan (+)
  • Sandapan III  : merekam beda potensial antara tangan kiri (LA) yang  bermuatan (-) dan kaki kiri (+).
C.  Sandapan Unipolar
Sandapan Unipolar Ekstremitas
*  aVR   : merekam potensial listrik pada tangan kanan (RA) yang  bermuatan (+),dan elektroda (-) gabungan tangan kiri dan kaki kiri membentuk elektroda indifiren.
*  aVL   : merekam potensial listrik pada tangan kiri (LA) yang bermuatan (+), dan muatan (-) gabungan tangan kanan dan kaki kiri membentuk elektroda  indifiren.
*  aVF   : merekam potensial listrik pada kaki kiri (LF) yang bermuatan (+) dan elektroda (-) dari gabungan tangan kanan dan kaki kiri membentuk elektroda indifiren.
Bila kita gabungkan  dari ketiga sandapan yang ada di atas akan tampak menjadi seperti pada gambar di bawah ini yang biasanya kita sebut sebagai sandapan lengkap 12 lead/ ECG 12 LEAD lengkap.
Pada gambar di atas tampak :
* Sandapan Prekordial —-> lead V1, V2, V3, V4, V5, V6
  • Sandapan Bipolar —-> lead I, lead II, Lead III
  • Sandapan Unipolar Ekstremitas —-> lead aVR, aVL, aVF

Pemasangan Central Venous Pressure (CVP)

1. Pengertian
CVP adalah memasukkan kateter poli ethylene dari vena tepi sehingga ujungnya berada di dalam atrium kanan atau di muara vena cava. CVP disebut juga kateterisasi vena sentralis (KVS)
Tekanan vena sentral secara langsung merefleksikan tekanan pada atrium kanan. Secara tidak langsung menggambarkan beban awal jantung kanan atau tekanan ventrikel kanan pada akhir diastole. Menurut Gardner dan Woods nilai normal tekanan vena sentral adalah 3-8 cmH2O atau 2-6 mmHg. Sementara menurut Sutanto (2004) nilai normal CVP adalah 4 – 10 mmHg.
Perawat harus memperhatikan perihal :
1. Mengadakan persiapan alat – alat
2. Pemasangan manometer pada standard infus
3. Menentukan titik nol
4. Memasang cairan infus
5. Fiksasi
6. Fisioterapi dan mobilisasi
2. Tujuan
1. Mengetahui tekanan vena sentralis (TVS)
2. Untuk memberikan total parenteral nutrition (TPN) ; makanan kalori tinggi secara intravena
3. Untuk mengambil darah vena
4. Untuk memberikan obat – obatan secara intra vena
5. Memberikan cairan dalam jumlah banyak dalam waktu yang singkat
6. Dilakukan pada penderita gawat yang membutuhkan erawatan yang cukup lama
CVP bukan merupakan suatu parameter klinis yang berdiri sendiri, harus dinilai dengan parameter yang lainnya seperti :
  • Denyut nadi
  • Tekanan darah
  • Volume darah
  • CVP mencerminkan jumlah volume darah yang beredar dalam tubuh penderita, yang ditentukan oleh kekuatan kontraksi otot jantung. Misal : syock hipovolemik –> CVP rendah
3. Persiapan untuk pemasangan
a. Persiapan pasien
Memberikan penjelasan pd klien dan klg ttg:
– tujuan pemasangan,
– daerah pemasangan, &
– prosedur yang akan dikerjakan
b. Persiapan alat
– Kateter CVP
– Set CVP
– Spuit 2,5 cc
– Antiseptik
– Obat anaestesi lokal
– Sarung tangan steril
– Bengkok
– Cairan NaCl 0,9% (25 ml)
– Plester
4. Cara Kerja
a. Daerah yang Dipasang :
  • Vena femoralis
  • Vena cephalika
  • Vena basalika
  • Vena subclavia
  • Vena jugularis eksterna
  • Vena jugularis interna
b. Cara Pemasangan :
  • Penderita tidur terlentang (trendelenberg)
  • Bahu kiri diberi bantal
  • Pakai sarung tangan
  • Desinfeksi daearah CVP
  • Pasang doek lobang
  • Tentukan tempat tusukan
  • Beri anestesi lokal
  • Ukur berapa jauh kateter dimasukkan
  • Ujung kateter sambungkan dengan spuit 20 cc yang diisi NaCl 0,9% 2-5 cc
  • Jarum ditusukkan kira – kira 1 jari kedepan medial, ke arah telinga sisi yang berlawanan
  • Darah dihisap dengan spuit tadi
  • Kateter terus dimasukkan ke dalam jarum, terus didorong sampai dengan vena cava superior atau atrium kanan
  • Mandrin dicabut kemudian disambung infus -> manometer dengan three way stopcock
  • Kateter fiksasi pada kulit
  • Beri betadhin 10%
  • Tutup kasa steril dan diplester
5. Keuntungan Pemasangan di Daerah Vena Sublavia
1. Mudah dilaksanakan (diameter 1,5 cm – 2,5 cm)
2. Fiksasi mudah
3. Menyengkan penderita
4. Tidak mengganggu perawatan rutin dapat dipertahankan sampai 1 minggu
6. Cara Menilai CVP dan Pemasangan Manometer
1. Cara Menentukan Titik Nol

CVP Manometer
  • Penderita tidur terlentang mendatar
  • Dengan menggunakan slang air tang berisi air ± setengahnya -> membentuk lingkaran dengan batas air yang terpisah
  • Titik nol penderita dihubungkan dengan batas air pada sisi slang yang satu. Sisi yang lain ditempatkan pada manometer.
  • Titik nol manometer dapat ditentukan
  • Titik nol manometer adalah titik yang sama tingginya dengan titik aliran V.cava superior, atrium kanan dan V.cava inferior bertemu menjadi satu.
Liat gambar di bawah ini

Posisi pasien saat pengukuran CVP
7. Penilaian CVP
  • Kateter, infus, manometer dihubungkan dengan stopcock -> amati infus lancar atau tidak
  • Penderita terlentang
  • Cairan infus kita naikkan ke dalam manometer sampai dengan angka tertinggi -> jaga jangan sampai cairan keluar
  • Cairan infus kita tutup, dengan memutar stopcock hubungkan manometer akan masuk ke tubuh penderita
  • Permukaan cairan di manometer akan turun dan terjadi undulasi sesuai irama nafas, turun (inspirasi), naik (ekspirasi)
  • Undulasi berhenti -> disitu batas terahir -> nilai CVP
  • Nilai pada angka 7 -> nilai CVP 7 cmH2O
  • Infus dijalankan lagi setelah diketahui nilai CVP
8. Nilai CVP
  • Nilai rendah : < 4 cmH2O
  • Nilai normal : 4 – 10 cmH2O
  • Nilai sedang : 10 – 15 cmH2O
  • Nilai tinggi : > 15 cmH2O
Penilaian CVP dan Arti Klinisnya
CVP sangat berarti pada penderita yang mengalami shock dan penilaiannya adalah sebagai berikut :
1. CVP rendah (< 4 cmH2O)
  • Beri darah atau cairan dengan tetesan cepat.
  • Bila CVP normal, tanda shock hilang -> shock hipovolemik
  • Bila CVP normal, tanda – tanda shock bertambah -> shock septik
2. CVP normal (4 – 14 cmH2O)
  • Bila darah atau cairan dengan hati – hati dan dipantau pengaruhnya dalam sirkulasi.
  • Bila CVP normal, tanda – tanda shock negatif -> shock hipovolemik
  • Bila CVP bertambah naik, tanda shock positif -> septik shock, cardiogenik shock
3. CVP tinggi (> 15 cmH2O)
  • Menunjukkan adanya gangguan kerja jantung (insufisiensi kardiak)
  • Terapi : obat kardiotonika (dopamin).
8. Faktor -faktor yang Mempengaruhi CVP
1. Volume darah :
  • Volume darah total
  • Volume darah yang terdapat di dalam vena
  • Kecepatan pemberian tranfusi/ cairan
2. Kegagalan jantung dan insufisiensi jantung
3. Konstriksi pembuluh darah vena yang disebabkan oleh faktor neurologi
4. Penggunaan obat – obatan vasopresor
5. Peningkatan tekanan intraperitoneal dan tekanan intrathoracal, misal :
  • Post operasi illeus
  • Hematothoraks
  • Pneumothoraks
  • Penggunaan ventilator mekanik
  • Emphysema mediastinum
6. Emboli paru – paru
7. Hipertensi arteri pulmonal
8. Vena cava superior sindrom
9. Penyakit paru – paru obstruksi menahun
10. Pericarditis constrictiva
11. Artevac ; tersumbatnya kateter, ujung kateter berada di dalam v.jugularis inferior

Hacting pada Luka


A. PENGERTIAN
Penjahitan luka adalah suatu tindakan untuk mendekatkan tepi luka dengan benang sampai sembuh dan cukup untuk menahan beban fisiologis.
Jahitan merupakan hasil penggunaan bahan berupa benang untuk mengikat atau ligasi pembuluh darah dan menghubungkan antara dua tepi luka (Sodera dan Saleh (1991)
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa penjahitan merupakan tindakan menghubungkan jaringan yang terputus atau terpotong untuk mencegah pendarahan dengan menggunakan benang.
B. INDIKASI
Setiap luka dimana untuk penyembuhannya perlu mendekatkan tepi luka.
C. TENTANG LUKA
Luka adalah semua kerusakan kontinnuitas jaringan akibat trauma mekanis. Trauma taj am menyebabkan :
a. luka iris : vulnus scissum/incicivum
b. luka tusuk : vulnus ictum
c. luka gigitan : vulnus morsum
Trauma tumpul menyebabkan :
a. luka terbuka : vulnus apertum
b. luka tertutup : vulnus occlusum ( excoriasi dan hematom )
c. Luka tembakan menyebabkan : vulnus sclopetorum.
Klasiflkasi luka berdasar ada tidaknya kuman :
a. luka steril : luka dibuat waktu operasi
b. luka kontaminasi : luka mengandung kuman tapi kurang dari 8 jam (golden period)
c. luka infeksi luka yang mengandung kuman dan telah berkembangbiak dan telah timbul gejala lokal maupun gejala umum.(rubor, dolor, calor, tumor, fungsio lesa).

D. PERSIAPAN ALAT DAN BAHAN
Alat dan bahan yang diperlukan pada penjahitan luka :
Alat (Instrumen) yang di gunakan :
a.) Tissue forceps ( pinset ) terdiri dari dua bentuk yaitu tissue forceps bergigi ujungnya ( surgical forceps) dan tanpa gigi di ujungnya yaitu atraumatic tissue forceps dan dressing forceps.
b.) Scalpel handles dan scalpel blades
c.) Dissecting scissors ( Metzen baum )
d.) Suture scissors
e.)  Needleholders
f.) Suture needles ( jarum ) dari bentuk 2/3 circle, Vi circle , bentuk segitiga dan bentuk bulat
g.)  Sponge forceps (Cotton-swab forceps)
h.)  Hemostatic forceps ujung tak bergigi ( Pean) dan ujung bergigi (Kocher)
i.)  Retractors, double ended
j.)  Towel clamps

Di bawah ini adalah sebagian contoh gambar alat yang biasanya di gunakan di rumah sakit :

  a.) Tissue forceps ( pinset )
b.) Scalpel handles dan scalpel blades
c.) Dissecting scissors ( Metzen baum )
f.) Suture needles ( jarum ) dari bentuk 2/3 circle, Vi circle , bentuk segitiga dan bentuk bulat
e.)  Needleholders
g.)  Sponge forceps (Cotton-swab forceps)
k.) Benang jahit
Beberapa jenis jenis benang yang biasanya di gunakan untuk hacting :
1.) Benang yang dapat diserap (Absorbable Suture )
a. Alami ( Natural)
  1. Plain Cat Gut : dibuat dari bahan kolagen sapi atau domba. Benang ini hanya memiliki daya serap pengikat selama 7-19 hari dan akan diabsorbsi secara sempurna dalam waktu 70 hari.
  2. Chromic Cat Gut dibuat dari bahan yang sama dengan plain cat gut , namum dilapisi dengan garam Chromium untuk memperpanjang waktu absorbsinya sampai 90 hari.
b. Buatan ( Synthetic )
  • Adalah benang- benang yang dibuat dari bahan sintetis, seperti Polyglactin ( merk dagang Vicryl atau Safil), Polyglycapron ( merk dagang Monocryl atau Monosyn), dan Polydioxanone ( merk dagang PDS II ). Benang jenis ini memiliki daya pengikat lebih lama , yaitu 2-3 minggu, diserap secara lengkap dalam waktu 90-120 hari.
2. Benang yang tak dapat diserap ( nonabsorbable suture )
a. Alamiah ( Natural)
  • Dalam kelompok ini adalah benang silk ( sutera ) yang dibuat dari protein organik bernama fibroin, yang terkandung di dalam serabut sutera hasil produksi ulat sutera.
b. Buatan ( Synthetic )
  • Dalam kelompok ini terdapat benang dari bahan dasar nylon ( merk dagang Ethilon atau Dermalon ). Polyester ( merk dagang Mersilene) dan Poly propylene ( merk dagang Prolene )

Kamis, 17 April 2014

Infark, dan Iskemik



INFARK

Penyebab utama infark adalah gangguan pada pembuluh darah koroner: CAD (coronary atherosklerosis dissease). Beberapa faktor resiko yang dapat menyebabkan terjadinya infark antara lain :

Hiperkolesterolemia
Hipertensi
Merokok
Contributing faktor: umur, hereditas, aktifitas, obesitas, inoleransi glukosa, perilaku
dan stress.

Lokasi AMI berdasarkan EKG

Inferior: II, III, aVF
Lateral: I, aVL, V4 – V6
Anteroseptal: V1 – V3
Anterolateral: V1 – V6
Ventrikel kanan: RV4, RV5

Respon Psikofisiologis p
ada AMI

Psikologis: cemas, takut
Mekanis: vasokontriksi, kontraktilitas, TD, COÝ
Elektris: konduksi & HR Ý
Metabolik : penurunan suplai O2 akan mendorong terjadinya metabolisme anaerob oleh
 sel     dengan hasil sampingan asam laktat. Peningkatan asam laktat menyebabkan keadaan asidosis yang dapat menyebabkan kerusakan enzim dan sel yang ireversibel.



ISKEMIK

DEFINISI
Penyakit Jantung Iskemik adalah keadaan berkurangnya pasokan darah pada otot jantung yang menyebabkan nyeri di bagian tengah dada dengan intensitas yang beragam dan dapat manjalar ke lengan serta rahang.
Lumen pembuluh darah jantung biasanya menyempit karena plak Ateromatosa .Jika pengobatan dengan obat-obatan vasodilator tidak berhasil, operasi By-pass perlu dipertimbangkan.

ETIOLOGI
Penyebab terbanyak iskemik jantung adalah berkurangnya pemasukan darah pada otot jantung yang disebabkan kareana penyumbatan oleh thrombus pada arteri koronaria yang berpenyakit di daerah dekat aterosklerotik.

PATOFISIOLOGI
Iskemik jantung terjadi karena permintaan oksigen jantung melebihi kemampuan arteri koronaria karena aterosklerosis. Jika kebutuhan oksigen jantung tidak terpenuhi dari penyaringan maksimum, dan aliran darah koronaria akan meningkat melalui vasodilatasi dan peningkatan aliran darah rata-rata.
Aterosklerosis pembuluh darah koroner Hipoksia menuju pergeseran metabolisme, terjadi akumulasi asam laktat dan pH intrasel serta menimbulkan nyeri yang khas.

TANDA DAN GEJALA
1. Tahap awal = tidak tampak gejala yang berarti
2. Tahap lanjut = Angina Pectoris ( rasa panas dan berat pada dada dan menyebar ke lengan kiri, leher dan pundak, serta napas berbunyi ).




Ekokardiografi



Ekokardiografi atau echocardiography adalah pemeriksaan jantung dengan alat ultrasonografi (USG). Saya seringkali memberitahu pasien,’Ini pemeriksaan USG jantung.’ Persis seperti USG wanita hamil, tapi ini jantung yang di USG. Dengan alat yang berbeda tentunya.

Apa itu Ekokardiografi – Dasar pemeriksaan ekokardiografi
Ultrasonografi adalah pemeriksaan (= grafi) dengan menggunakan gelombang suara (= sono atau sound) frekuensi tinggi (= ultra). Itulah dasar pemeriksaan ekokardiografi. Sekali lagi prinsipnya sama persis dengan USG wanita hamil. Yang berbeda adalah frekuensi gelombang suara yang digunakan karena jaringan di dada dan perut wanita hamil berbeda.
Gelombang suara dipancarkan melalui transducer yang ditempelkan di dinding dada sebelah kiri. Pantulan gelombang (= echo) ini diterima kembali, kemudian diubah dalam bentuk gambar yang dapat dilihat di layar monitor. Itu alasannya pemeriksaan ini disebut eko(echo)kardiografi.
Pantulan gelombang yang melewati otot dan darah memberikan gambar yang berbeda. itu sebabnya kita dapat membedakan gambar otot jantung dan darah di dalam rongga jantung. Dari situlah dokter jantung dapat menilai kondisi jantung Anda.

Apa itu Ekokardiografi – Tujuan pemeriksaan ekokardiografi
Pemeriksaan ekokardiografi seperti ‘mengintip’ kondisi jantung Anda. Pemeriksaan ini bisa melihat hampir semua struktur anatomi jantung. Bagaimana ketebalan otot jantung Anda. Bagaimana kondisi sekat jantung Anda. Adakah kebocoran pada sekat jantung. Bagaimana kondisi rongga-rongga jantung Anda (bilik dan serambi jantung). Adakah pembesaran rongga jantung.


Ekokardiografi menilai bagaimana kondisi katup jantung Anda. Adakah kebocoran atau penyempitan katup. Ekokardiografi juga bisa menilai pangkal pembuluh darah besar yang keluar dari jantung Anda, yaitu pembuluh aorta dan paru. Ekokardiografi juga bisa melihat adanya hal-hal yang tidak normal dalam rongga jantung seperti tumor atau gumpalan darah. Bahkan ekokardiografi juga bisa menilai kondisi lapisan selaput jantung. Adakah cairan di dalam selaput jantung.

Ekokardiografi juga bisa menilai fungsi jantung. Bagaimana kemampuan pompa jantung Anda (dokter menyebutnya fungsi sistolik). Bagaimana gerakan otot-otot jantung Anda. Bagaimana ‘kelenturan’ jantung Anda (dokter menyebutnya fungsi diastolik).

Apa itu Ekokardiografi – Penyakit jantung apa saja
Ekokardiografi adalah pemeriksaan standar untuk gagal jantung. Gagal jantung adalah kondisi dimana kemampuan pompa jantung telah menurun sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan tubuh. Dengan ekokardiografi dapat ditentukan persentase kekuatan pompa atau kontraksi jantung (disebut fraksi ejeksi).
Dengan ekokardiografi juga dapat ditentukan penyebab-penyebab gagal jantung. Apakah gagal jantung karena ada gangguan pada otot jantung seperti pada penyakit jantung hipertensi, kardiomiopati, atau penyakit jantung koroner. Apakah gagal jantung karena gangguan katup jantung. Ataukah karena ada kebocoran pada sekat jantung seperti pada penyakit jantung bawaan.

Membaca penjelasan di atas, Anda pasti berpikir pemeriksaan ekokardiografi merupakan pemeriksaan yang sangat penting bagi seorang dokter jantung. Benar. Pemeriksaan ini adalah pemeriksaan yang sangat penting. Banyak penyakit jantung yang hanya dapat ditegakkan diagnosisnya secara pasti melalui pemeriksaan ini. Itu sebabnya pada pemeriksaan awal, bila dokter jantung mencurigai adanya penyakit jantung, pasti akan meminta Anda melakukan pemeriksaan ini.