Selasa, 01 April 2014

Hipertensi Esensial

Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah keluhan yang umum sekali terjadi pada masyarakat. Berdasarkan prevalensi yang ada, angka kejadian hipertensi semakin meningkat dari tahun ke tahun. Selain itu banyak pasien hipertensi yang belum mendapatkan pengobatan yang seharusnya, atau ada yang sudah diobati namun tekanan darahnya masih belum turun sesuai yang diharapkan. Tidak menutup kemungkinan juga bagi pasien-pasien hipertensi yang disertai penyakit penyerta dan komplikasi yang dapat meningkatkan morbiditas dan mortalitas.
Hipertensi
EPIDEMIOLOGI
Lebih dari separuh penderita hipertensi adalah pasien berusia >65 tahun. (Yugiantoro, 2009). Selain itu pasien yang datang ke dokter untuk mengontrol tekanan darahnya hanya mencapai 34 % dari seluruh pasien hipertensi. Menurut data dari The National Health and Nutrition Examination Survey (NHNES), angka kejadian hipertensi pada tahun 1999 – 2000 pada orang dewasa adalah sekitar 29 – 31%, yang berarti terdapat 58 – 65 juta orang hipertensi di Amerika, dan angka ini mengalami kenaikan 15 % dari data tahun 1988 – 1991. Hipertensi esensial sendiri adalah 95 % dari seluruh kasus hipertensi.

DEFINISI
Hipertensi Esensial adalah hipertensi yang tidak diketahui pasti penyebabnya. Biasanya hipertensi ini terkait dengan riwayat genetik yang diturunkan dari keluarga yang pernah menderita hipertensi. Secara umum, JNC 7 (The Seventh Report of The Joint National Commitee on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure) telah mengklasifikasikan tekanan darah pada orang dewasa (>18 tahun) menjadi 4 kelompok, yaitu kelompok normal, prehipertensi, hipertensi derajat I, dan hipertensi derajat II (Tabel 1).
Tabel 1. Klasifikasi Tekanan Darah menurut JNC 7

Tidak ada komentar:

Posting Komentar



إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ

“Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama” (QS. Fathir: 28).

Ibnu Katsir rahimahullah berkata, “Sesungguhnya yang paling takut pada Allah dengan takut yang sebenarnya adalah para ulama (orang yang berilmu). Karena semakin seseorang mengenal Allah Yang Maha Agung, Maha Mampu, Maha Mengetahui dan Dia disifati dengan sifat dan nama yang sempurna dan baik, lalu ia mengenal Allah lebih sempurna, maka ia akan lebih memiliki sifat takut dan akan terus bertambah sifat takutnya.” (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 6: 308).