1.
Pengertian
Curah jantung
Curah jantung adalah
jumlah darah yang dipompa oleh ventrikel selama satuan waktu. Curah jantung
pada orang dewasa normal sekitar 5 L/menit namun sangat bervariasi, tergantung
kebutuhan metabolism tubuh. Curah jantung ( CO ) sebanding dengan volume
sekuncup ( SV ) kali frekuensi jantung ( HR ).
|
Penjelasan
Volume sekuncup adalah
sejumlah darah yang disemburkan setiap denyut. Maka curah jantung dapat
dipengaruhi oleh perubahan volume sekuncup maupun frekuensi jantung. Frekuensi
jantung istirahat pada orang dewasa rata – rata 60 sampai 80 denyut / menit dan
rata – rata volume sekuncup 70ml/denyut.
Kontrol frekuensi
jantung. Karena fungsi jantung adalah menyuplai darah ke seluruh jaringan tubuh,
maka keluarnya harus dapat berubah sesuai perubahan kebutuhan metabolisme
jaringan itu sendiri. Perubahan
frekuensi jantung dapat terjadi akibat kontrol repleks yang dimediasi
oleh sistem saraf otonom, meliputi bagian simpatis dan parasimpatis. Impuls parasimpatis,
yang berjalan ke jantung melalui nervus vagus, dapat memperlambat frekuensi
jantung, sementara impuls simpatis meningkatkannya. Efeknya terhadap frekwensi
jantung berakibat mulai dari aksi pada nodus SA untuk meningkatkan maupun
menurunkan kecepatan depolarisasi intrinsiknya. Keseimbangan antara kedua
refleks tadi mengontrol sistem yang normalnya menentukan frekuensi jantung.
Frekuensi jantung dirangsang juga oleh peningkatan kadar katekolamin ( yang
disekresikan oleh kelenjar adrenal) dan oleh adanya kelebihan hormon tiroid
yang menghasilkan efek mrnyerupai katekolamin.
Kontrol Volume
Sekuncup. Volume sekuncup terutama ditentukan oleh tiga faktor :
a. Kontraktilitas
Intrinsik Otot Jantung
Kontraksi intrinsik otot jantung adalah
istilah yang digunakan untuk menyatakan tenaga yang dapat dibangkitkan oleh
kontraksi miokardium pada kondisi tertentu. Kontraksi ini dapat meningkat
akibat katekolamin yang beredar, aktivitas saraf simpatis dan berbagai obat
seperti digitalis serta dapat menurun akibat hipoksemia dan asidosis.
Peningkatan kontraktilitas dapat terjadi pada peningkatan volume sekuncup.
b. Derajat
peregangan otot jantung sebelum kontraksi ( preload )
Preload merupakan tenaga yang
menyebabkan otot ventrikel meregang sebelum mengalami eksitasi dan kontraksi.
Preload ventrikel ditentukan oleh volume darah dalam ventrikel pada akhir
diastolik. Semakin besar preload,
semakin besar volume sekuncupnya, sampai pada titik dimana otot sedemikian
teregangnya dan tidak mampu berkontraksi lagi. Hubungan antara peningkatan
volume akhir diastolik ventrikel pada kontraktilitas intrinsik tertentu
dinamakan hukum starling jantung, yang didasarkan pada kenyataan bahwa semakin
besar pula derajat pemendekan yang akan terjadi. Akibatnya terjadi peningkatan
interaksi antara sarkomer filamen tebal dan tipis.
c. Tekanan
yang harus dilawan otot jantung untuk menyemburkan darah selama kontraksi
(afterload). Afterload adalah suatu tekanan yang harus dilawan ventrikel untuk
menyemburkan darah. Tahanan terhadap ejeksi ventrikel kiri dinamakan tahanan
vaskuler sistemik. Tahanan oleh tekanan pulmonal terhadap ejeksi ventrikel
dinamakan tahanan vaskuler pulmonal. Peninggian afterload akan mengakibatkan
penurunan cvolume sekuncup.
Jantung dapat mencapai peningkatan
volume sekuncup yang cukup besar selama latihan fisik,dengan meningkatkan
preload melalui peningkatan aliran balik vena, dan kontraktilitas melalui
sistem saraf simpatis, serta dengan menurunkan afterload melalui vasodilatasi
perifer yang akan menurunkan tekanan aorta. Persentase volume akhir diastolik
yangdisemburkan pada tiap kuncup dinamakan fraksi ejeksi. Dan jantung normal
menyemburkan 55% sampai 75% volume akhir diastolik. Fraksi ejeksi dapat
digunakan sebagai indeks kontraktilitas miokardium dan akan menurun bila kontraksi
jantung menurun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ
“Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama” (QS. Fathir: 28).
Ibnu Katsir rahimahullah berkata, “Sesungguhnya yang paling takut pada Allah dengan takut yang sebenarnya adalah para ulama (orang yang berilmu). Karena semakin seseorang mengenal Allah Yang Maha Agung, Maha Mampu, Maha Mengetahui dan Dia disifati dengan sifat dan nama yang sempurna dan baik, lalu ia mengenal Allah lebih sempurna, maka ia akan lebih memiliki sifat takut dan akan terus bertambah sifat takutnya.” (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 6: 308).