Jumat, 27 September 2013

Curah Jantung {1}

1.      Pengertian Curah jantung
Curah jantung adalah jumlah darah yang dipompa oleh ventrikel selama satuan waktu. Curah jantung pada orang dewasa normal sekitar 5 L/menit namun sangat bervariasi, tergantung kebutuhan metabolism tubuh. Curah jantung ( CO ) sebanding dengan volume sekuncup ( SV ) kali frekuensi jantung ( HR ).


                                                                   CO = SV x HR
 
 

Penjelasan
Volume sekuncup adalah sejumlah darah yang disemburkan setiap denyut. Maka curah jantung dapat dipengaruhi oleh perubahan volume sekuncup maupun frekuensi jantung. Frekuensi jantung istirahat pada orang dewasa rata – rata 60 sampai 80 denyut / menit dan rata – rata volume sekuncup 70ml/denyut.
Kontrol frekuensi jantung. Karena fungsi jantung adalah menyuplai darah ke seluruh jaringan tubuh, maka keluarnya harus dapat berubah sesuai perubahan kebutuhan metabolisme jaringan itu sendiri. Perubahan  frekuensi jantung dapat terjadi akibat kontrol repleks yang dimediasi oleh sistem saraf otonom, meliputi bagian simpatis dan parasimpatis. Impuls parasimpatis, yang berjalan ke jantung melalui nervus vagus, dapat memperlambat frekuensi jantung, sementara impuls simpatis meningkatkannya. Efeknya terhadap frekwensi jantung berakibat mulai dari aksi pada nodus SA untuk meningkatkan maupun menurunkan kecepatan depolarisasi intrinsiknya. Keseimbangan antara kedua refleks tadi mengontrol sistem yang normalnya menentukan frekuensi jantung. Frekuensi jantung dirangsang juga oleh peningkatan kadar katekolamin ( yang disekresikan oleh kelenjar adrenal) dan oleh adanya kelebihan hormon tiroid yang menghasilkan efek mrnyerupai katekolamin.
Kontrol Volume Sekuncup. Volume sekuncup terutama ditentukan oleh tiga faktor :
a.       Kontraktilitas Intrinsik Otot Jantung
Kontraksi intrinsik otot jantung adalah istilah yang digunakan untuk menyatakan tenaga yang dapat dibangkitkan oleh kontraksi miokardium pada kondisi tertentu. Kontraksi ini dapat meningkat akibat katekolamin yang beredar, aktivitas saraf simpatis dan berbagai obat seperti digitalis serta dapat menurun akibat hipoksemia dan asidosis. Peningkatan kontraktilitas dapat terjadi pada peningkatan volume sekuncup.
 
b.      Derajat peregangan otot jantung sebelum kontraksi ( preload )
Preload merupakan tenaga yang menyebabkan otot ventrikel meregang sebelum mengalami eksitasi dan kontraksi. Preload ventrikel ditentukan oleh volume darah dalam ventrikel pada akhir diastolik. Semakin besar  preload, semakin besar volume sekuncupnya, sampai pada titik dimana otot sedemikian teregangnya dan tidak mampu berkontraksi lagi. Hubungan antara peningkatan volume akhir diastolik ventrikel pada kontraktilitas intrinsik tertentu dinamakan hukum starling jantung, yang didasarkan pada kenyataan bahwa semakin besar pula derajat pemendekan yang akan terjadi. Akibatnya terjadi peningkatan interaksi antara sarkomer filamen tebal dan tipis.
 
c.       Tekanan yang harus dilawan otot jantung untuk menyemburkan darah selama kontraksi (afterload). Afterload adalah suatu tekanan yang harus dilawan ventrikel untuk menyemburkan darah. Tahanan terhadap ejeksi ventrikel kiri dinamakan tahanan vaskuler sistemik. Tahanan oleh tekanan pulmonal terhadap ejeksi ventrikel dinamakan tahanan vaskuler pulmonal. Peninggian afterload akan mengakibatkan penurunan cvolume sekuncup.
Jantung dapat mencapai peningkatan volume sekuncup yang cukup besar selama latihan fisik,dengan meningkatkan preload melalui peningkatan aliran balik vena, dan kontraktilitas melalui sistem saraf simpatis, serta dengan menurunkan afterload melalui vasodilatasi perifer yang akan menurunkan tekanan aorta. Persentase volume akhir diastolik yangdisemburkan pada tiap kuncup dinamakan fraksi ejeksi. Dan jantung normal menyemburkan 55% sampai 75% volume akhir diastolik. Fraksi ejeksi dapat digunakan sebagai indeks kontraktilitas miokardium dan akan menurun bila kontraksi jantung menurun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar



إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ

“Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama” (QS. Fathir: 28).

Ibnu Katsir rahimahullah berkata, “Sesungguhnya yang paling takut pada Allah dengan takut yang sebenarnya adalah para ulama (orang yang berilmu). Karena semakin seseorang mengenal Allah Yang Maha Agung, Maha Mampu, Maha Mengetahui dan Dia disifati dengan sifat dan nama yang sempurna dan baik, lalu ia mengenal Allah lebih sempurna, maka ia akan lebih memiliki sifat takut dan akan terus bertambah sifat takutnya.” (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 6: 308).