Lisosom adalah organel pencerna
pada sel hewan dan di temukan disemua sel eukariotik. Lisosom
berasal dari kata lyso = pencernaan
dan soma = tubuh. Diamater lisosom
kira-kira 25-50nm - 1μm. Lisosom memiliki keanekaragaman
morfologi. Berbentuk agak bulat dan dikelilingi oleh membran tunggal bilayer
yang digunakan untuk mencerna makromolekul. Yang khas dari lisosom adalah terdiri atas sekitar 50 enzim
hidrolitik yang berbeda yang dihasilkan di dalam RE kasar.
Enzim
ini disebut dengan lisozom.
Enzim-enzim ini dapat menghidrolisis semua bentuk makromolekul antara lain
polisakarida, lipid, fosfolipid, asam nukleat, dan protein. Enzim hidrolisis tersebut
bekerja optimum pada pH asam (sekitar 4,6). Kondisi asam ini dihasilkan dari
pompa proton di membran organel. Lisosom dapat mempertahankan kondisi
asam ini dengan cara membran lisosom memompa ion hidrogen dengan menghunakan
bantuan ATP dari sitosol ke dalam lumen lisosom. Proses masuknya ion hidrogen
ini karena membran lisosom mengandung protein integral yang kandungan
glikosilatnya tinggi dan terdapat garis pelindung dari karbohidrat yang mampu
melindungi membran dari kerusakan.
Contoh
enzim lisosom
Enzim
|
Substrat
|
Phosphatase :
Acid phosphatase
Acid phosphodiesterase
|
Phosphomonoesterus
Phosphodiesters
|
Nucleases :
Acid ribonuclease
Acid deoxyribinuclease
|
RNA
DNA
|
Proteases :
Cathepsin
Collagenase
|
Protein
Collagen
|
GAG-hydrolizing enzymes :
Iduronate Sulfatase
Β-galactosidase
Heparan N-sulfatase
α-N- Acetylglucosaminidase
|
Dermatan sulfate
Keratan sulfate
Heparan sulfate
Heparan sulfate
|
Polysaccharidases dan
Oligosaccharidases:
α-glucosidase
Fucosidase
α-manosidase
Sialidase
|
Glycogen
Fucosyloligosaccharides
Mannosyloligossacharides
Sialyloligosaccharides
|
Sphingolipid hydrolyzing
enzymes :
Ceramidase
Glucocerebosidase
β-Hexosaminidase
Arylsulfatase
|
Ceramide
Glucosylceramide
GM2ganglioside
Galactosylsulfatide
|
Lipid hidrolysing enzimes :
Acid lipase
Phospholipase
|
Triacylglycerols
Phospholipids
|
Lisosom berfungsi untuk
merusak/menghancurkan materi yang masuk ke dari luar sel,
menghancurkan patogen mencerna makanan, daur ulang organel yang rusak, dan
berperan dalam perkembangan embrio pada hewan. Beberapa organisme uniseluler mencerna partikel makanan
yang kemudian dibongkar secara enzimatis di dalam lisosom, dan nutrisi hasil
pencernaan akan dilepaskan ke dalam sitosol. Pada sel fagositik mamalia,
seperti makrofag dan neutrofil, berfungsi untuk mencerna mikroorganisme
berbahaya. Pencernaan bakteri atau mikroorganisme tersebut diaktifkan pada pH
rendah dari lisosom dan kemudian dicerna secara enzimatik.
Lisosom juga mempunyai peran
dalam pergantian organel, yang mengatur perusakan serta penempatan organel sel
itu sendiri, disebut autofagi. Selama proses ini berlangsung, sebuah organel
seperti mitokondria akan diselubungi oleh membran ganda yang merupakan derivat
dari sisterna RE. membran RE kemudian bergabung degan lisosom untuk membentuk
autofagolisosom
Ketika proses autofagolisosom
selesai, organel yang dicerna dikeluarkan sebagai residual body. Berdasarkan
tipe dari sel yang bersangkutan, isi dari residual body dikeluarkan dari
dalam sel secara eksositosis atau disimpan di dalam sitoplasma disebut lipofuscin
granulLipofuscin granule akan meningkat jumlahnya seiring penambahan umur
sel.
Biosintesis Lisosom
Enzim lisosom adalah suatu proses yang diproduksi oleh
ribosom dan kemudian masuk ke RE. Dari RE, enzim dimasukan ke dalam membran,
kemudian di keluarkan ke sitoplasma menjadi lisosom. Selain itu, ada pula enzim
yang dimasukan terlebih dahulu ke Golgi, Oleh golgi, enzim ini dibungkus
membran, kemudian dilepaskan di dalam sitoplasma. Jadi, proses pembentukan
lisosom ada dua macam pertama dibentuk secara langsung oleh RE, dan kedua oleh
Golgi.
Fungsi Lisosom
1.
Mencerna
materi yang diambil secara fagositosis. Misalnya pada sel-sel leukosit dan
sel-sel makrofag.
2.
Autofagi
adalah proses penyingkiran struktur yang tidak digunakan lagi. Misalnya
organel- organel yang tidak digunakan.
3.
Autolisis adalah penghancuran diri sel dengan
cara membebaskan semuaenzim dalam lisosom. Misalnya berudu yang menghancurkan
ekornya.
4.
Eksositosis
adalah pembebasan enzim keluar sel. Misalnya pada proses perubahan tulang rawan
menjadi tulang keras.
Endositosis
Endositosis
dapat dibedakan ke dalam 2 kategori : Bulk-phases
endocytosis (dikenal juga sebagai pinositosis) dan Receptor-mediated endocytosis.
a. Bulk-phases endocytosis
adalah pengambilan cairan dari bagian ekstraselular untuk dibawa ke bagian
dalam sel. Bulk-phases endosistosis juga dapat digunakan untuk memindahkan
bagian dari membran plasma ke organel lain yang membutuhkan dan mengembalikan
kembali bagian tersebut ke membran plasma.
b. Receptor-mediated
endocytosis adalah pengambilan makromolekul
(ligand) yang spesifik dari bagian luar. Makromolekul ini akan terikat pada
reseptor yang terletak pada bagian luar membran plasma.
Molekul
yang diambil menuju sel dengan cara endositosis berjalan melewati endocytic pathway. Ada dua tipe reseptor
yang berperan dalam endositosis. Reseptor tersebut terletak pada bagian luar
membran plasma. Reseptor pertama adalah “Houskeeping receptors”, yang
bertanggung jawab dalam pengambilan materi yang akan digunakan oleh sel.
Reseptor yang kedua adalah “Signaling receptors”, yang bertanggung jawab dalam
pengikatan ligan di bagian ekstraseluler yang membawa pesan untuk mengubah
aktivitas di dalam sel. Molekul yang ditangkap oleh reseptor di membran plasma
ditransportasikan ke endosom. Endosom berperan sebagai pusat pendistribusian
selama endositosis berlangsung. Cairan yang terdapat di dalam endosom di jaga keasamannya
dengan adanya sebuah H+-ATPase di membran endosom. Endosom dapat
dibagi menjadi dua, yaitu early endosom yang terletak di daerah sekitar dalam
sel, dan yang kedua adalah late endosom yang tereletak lebih dekat ke bagian
nukleus. Early endosom dan late endosom dapat dibedakan dari berat jenisnya, pH
dan komposisi protein.
Mekanisme endositosis :
|
Dari
gambar tersebut kita dapat melihat pergerakan materi dari bagian ekstraseluler
menuju ke bagian late endosom. Pada plasma membran terdapat dua jenis reseptor
yaitu houskeeping receptor dan signaling receptor. Houskeeping reseptor adalah
tipe reseptor yang akan kembali lagi ke plasma membran apabila ligannya telah
ditransfer ke dalam late endosom. Sedangkan signaling reseptor adalah tipe
reseptor yang ditransfer ke dalam late endosom bersama ligannya. Late endosom
juga menerima enzim lisosom yang baru saja disintesis dari bagian trans Golgi
network. Enzim ini dibawa oleh manosa-6-fospat (M6P). M6P akan kembali lagi ke
TGN apabila enzim lisosom telah dimasukkan ke dalam late endosom. Materi yang
sudah ada di dalam late endosom akan dicerna oleh enzim lisosom.
Autofagi
Autofagi adalah suatu cara pendegradasian terhadap organel sel yang sudah tidak dapat berfungsi dengan baik yang dilakukan oleh lisosom tanpa kehilangan bahan kimia penyusunnya yang digunakan lagi oleh sel. Sebagai contoh dalam sel hati, mitokondria rata-rata berumur 10 hari. Mitokondria yang telah berumur 10 hari dan tidak berfungsi dilingkupi oleh sebuah organel yang berasal dari membran retikulum endoplasma membentuk autofagosom. Kemudian autofagosom bergabung dengan lisosom agar mitokondria dapat dihancurkan oleh enzim hidrolitik.
Gambar
Fagositosis
DAFTAR PUSTAKA
Djohar.
1985. Biologi Sel I (Diktat Kuliah). Yogyakarta : FMIPA UNY.
Karp,
Gerald. 2004. Cell
and Moleculer Biology. USA : Von Hoffmann press.
Murray, RK, Dk Granner, PA Mayes, VM Rodwell. 2003. Harper’s Illustrated Biochemistry.
26th edition. Amerika utara : The
McGraw-Hill Company .
Nelson, DL dan MM Cox. 2005. Principles of Biochemistry. 4th edition. W.H. Freeman and Company.
Reksoatmojo,
Issoegianti. 1994. Biologi Sel.
Yogyakarta : DEPDIKBUD.
Stryer, Lubert. 2000. Biokimia Edisi 4. Jakarta : EGC.
Suryani,
Yoni. 2004. Bilogi
Sel dan Molekuler.
Yogyakarta : FMIPA UNY.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ
“Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama” (QS. Fathir: 28).
Ibnu Katsir rahimahullah berkata, “Sesungguhnya yang paling takut pada Allah dengan takut yang sebenarnya adalah para ulama (orang yang berilmu). Karena semakin seseorang mengenal Allah Yang Maha Agung, Maha Mampu, Maha Mengetahui dan Dia disifati dengan sifat dan nama yang sempurna dan baik, lalu ia mengenal Allah lebih sempurna, maka ia akan lebih memiliki sifat takut dan akan terus bertambah sifat takutnya.” (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 6: 308).