Penyakit hepatitis virus merupakan penyakit hati yang seirng
ditemukan. Penyakit hepatitis fulminan akut dengan gejala yang biasanya
berat sehingga harus tetap tinggal di tempat tidur selama stadium akut,
menu makanan tergantung dari nafsu makannya, lemak diijinkan bila
penderita tidak mual atau muntah. Biasanya mengandung cukup kalori untuk
memperbaiki berat badan yang menurun selama sakit.
Penyakit hati kronis yang memerlukan perencanaan diit sehingga anak
mencapat cukup energi, makanan tidak mengandung banyak lemak dan pada
isrosis membatasi jumlah protein yang masuk.
Hepatitis virus adalah infeksi sistemik yang berakibat tidak baik
terhadap fungsi normal sel-sel hati. Peneybab dari hepatitis virus akut
adalah hepatitis A, B, C atau Non A Non B (water borne epidemic dan post
transfusion) dan D (delta virus). Beberapa virus lainnya dapat
menimbulkan hepatitis seperti virus sitomegalo, virus herpes, virus
Epstein-Barr, virus rubela dan virus koksaki dll.
Hepatitis akut sering menimbulkan keluhan mual dan nafsu makan
menjadi berkurang, makanan diberikan secara bertahap sesuai dengan nafsu
makannya dalam porsi kecil dan sering. Bilamana anak tidak mau/tidak
bisa makan dengan baik perlu ditpertimbangkan pemberian makan lewat
sonde lambung.
Hepatitis yang terjadi pada anak juga dapat diakibatkan oleh
penurunan gen orangtua yang memiliki risiko hepatitis atau penderita
hepatitis. Hepatitis pada anak dapat juga disebabkan oleh kelainan
sewaktu masa kehamilan, oleh ibu yang menderita hepatitis atau kelainan
tertentu yang berdampak pada janin atau bayi. Untuk mencegah penyakit
hepatitis ini, anak akan diberikan vaksin anti hepatitis yang diadakan
setiap 3-6 bulan sekali.
Shofiyyah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ
“Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama” (QS. Fathir: 28).
Ibnu Katsir rahimahullah berkata, “Sesungguhnya yang paling takut pada Allah dengan takut yang sebenarnya adalah para ulama (orang yang berilmu). Karena semakin seseorang mengenal Allah Yang Maha Agung, Maha Mampu, Maha Mengetahui dan Dia disifati dengan sifat dan nama yang sempurna dan baik, lalu ia mengenal Allah lebih sempurna, maka ia akan lebih memiliki sifat takut dan akan terus bertambah sifat takutnya.” (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 6: 308).