Jumat, 20 September 2013

Penyakit Hepatitis Fulminan Akut

Istilah hepatitis fulminan akut lebih banyak dikenal sebagai gagal hati fulminan yang merupakan suatu keadaan yang jarang ditemukan, disebabkan oleh karena kerusakan dan kematian sel-sel hati yang masif.

Kemampuan fungsi sintesis hati menjadi berkurang (waktu protrombin memanjang setelah pemberian vitamin K), kegagalan ekskresi bilirubin (serum bilirubin > 20mg/100ml), glukoneogenesis menurun (hipoglikemia), kesadaran menurun (prekoma atau koma) dan keseimbangan air maupun elektrolit terganggu (serum natrium dan kalium menurun).

Gagal hati fulminan ditandai oleh ensefalopati yang terjadi dalam 8 minggu setelah adanya gejala pertama penyakit hati dijumpai. Tanda-tanda ensefalopati mulai tampak setelah periode 8-24 minggu serangan, dahulu keadaan ini disebut sebagai gagal hati yang timbul pada fase lanjut.

Penyakit gagal hati fulminan bisa timbul pada masa neonatus atau masa setelah neonatus (masa kanak-kanak) biasanya disebabkan oleh berbagai virus, toksin, gangguan metabolisme, obat-obatan dll seperti tersebut di bawah ini :

1. Virus hepatitis A, B, C (NANB post tranfusi), D dan E (NANB menular melalui air)
2. Virus Epstein-Barr dan Sitomegalovirus serta penyakit Demam Kuning (yellow fever), Ekovirus dan Adenovirus
3. Leptospirosis
4. Metabolik (penyakit wilson, tirosinemia, intolerans fruktosa, galaktosemia, defisiensi alfa 1-antiripsin dan sindroma Zellweger).
5. Toksin (Amanita phalloides, alkaloid pyrrolizidine, aflatoksin, karbon tetraklorida dan fosfor)
6. Obat-obatan (halotan, parasetamol, INH, rifampisin, sistotoksik, sodium valporat, metildopa, tetrasiklin dan amiodaron).
7. Vaskuler (sindroma Budd-Chairi, post cardiac bypass dan sumbatan vena), iskemia/hipotensi, leukemia/limfoma.

Shofiyyah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar



إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ

“Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama” (QS. Fathir: 28).

Ibnu Katsir rahimahullah berkata, “Sesungguhnya yang paling takut pada Allah dengan takut yang sebenarnya adalah para ulama (orang yang berilmu). Karena semakin seseorang mengenal Allah Yang Maha Agung, Maha Mampu, Maha Mengetahui dan Dia disifati dengan sifat dan nama yang sempurna dan baik, lalu ia mengenal Allah lebih sempurna, maka ia akan lebih memiliki sifat takut dan akan terus bertambah sifat takutnya.” (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 6: 308).