Minggu, 22 September 2013

Model keperawatan menurut King

King mengawali teori ini melalui studi literature dalam keperawatan, ilmu-ilmu perilaku terapan, diskusi dengan beberapa teman sejawat dan menghadiri beberapa konfrensi serta alasan-alasan induktif dan deduktif dari beberapa pemikiran-pemikiran kritis. Kemudian King memformulasikan kedalam suatu kerangka kerja konseptual (Conseptual Framework) pada tahun 1971. King mengidentifikasi kerangka kerja konseptual sebagai sebuah kerangka terbuka, dan teori ini sebagai suatu pencapaian tujuan. King mempunyai asumsi dasar terhadap kerangka konseptualnya, bahwa manusia seutuhnya (Human Being) sebagai system terbuka yang secara konsisten berinteraksi dengan lingkungannya. Asumsi lain bahwa keperawatan berfokus pada interaksi manusia dengan lingkungannya dan tujuan keperawatan adalah untuk membantu individu dan kelompok dalam memelihara kesehatannya.

2. Definisi Manusia, Lingkungan, Sehat, dan Keperawatan
Pandangan King mengenai manusia/klien, lingkungan, kesehatan dan keperawatan adalah sebagai berikut :
a. Klien
Individu atau system perorangan atau kelompok yang tidak mampu untuk mengatasi kejadian atau masalah kesehatan dalam berinteraksi dengan lingkungan.
b. Lingkungan
Suatu sistem sosial dalam masyarakat adalah kekuatan dinamis yang mempengaruhi perilaku sosial, interaksi, persepsi dan kesehatan. King menyatakan ‘pemahaman mengenai tata cara manusia berinteraksi dengan lingkungan mereka untuk mempertahankan kesehatan merupakan inti bagi perawat’.
c. Kesehatan
Kesehatan dipandang sebagai bagian dinamik dalam lingkaran kehidupan. Kemampuan melaksanakan aktivitas kehidupan sehari-hari meliputi peran sosial, koping terhadap stressor lingkungan dan kemampuan menggunakan sumber daya yang ada secara optimal.
d. Keperawatan
Proses interaksi antara perawat dan klien untuk mencapai tujuan melalui suatu transaksi.

3. Tujuan Keperawatan Menurut King
Adapun tujuan teori keperawatan pada King dalam bukunya adalah memperhatikan kesehatan stressor lingkungan dan kemampuan menggunakan sumber daya yang ada secara optimal.
Individu-individu dan penanganan kesehatan kelompok, dan jika seorang menerima premis bahwa manusia merupakan sistem terbuka yang berinteraksi dengan lingkungan, maka kerangka kerja konseptual ilmu perawatan harus diorganisasi untuk menghubungkan ide-ide.
Menurut King, tujuan dari teori keperawatan adalah untuk mengajukan kerangka konseptual referensi bagi ilmu perawatan untuk digunakan oleh mahasiswa dan pengajar dan juga peneliti dan praktisi untuk mengidentifikasi dan menganalisis peristiwa-peristiwa dalam situasi keperawatan spesifik. King mengusulkan mengenai sebuah pendekatan untuk memilih konsep-konsep yang dirasakan menjadi pondasi bagi praktek keperawatan professional dan menyajikan suatu proses bagi pengembangan konsep-konsep yang melambangkan pengalaman.

4. Kerangka Konsep I.M King
pengalaman dalam lingkungan fisik, psikologi, dan sosial dalam keperawatan.
Berdasarkan kerangka kerja konseptual (Concepyual Framework) dan asumsi dasar tentang Human Being, King menderivatnya menjadi teori Pencapaian Tujuan ( Theory of Goal Attainment). Elemen utama dari teori pencapaian tujuan adalah interpersonal sistem, dimana dua orang (perawat-klien) yang tidak saling mengenal berada bersama-sama di organisasi pelayanan kesehatan untuk membantu dan dibantu dalam mempertahankan status kesehatan sesuai dengan fungsi dan perannya. Menurut King, intensitas dari interpersonal sistem sangat menentukan dalam menetapkan dan pencapaian tujuan keperawatan. Dalam interaksi tersebut terjadi aktivitas-aktivitas yang saling berhubungan dalan setiap situasi praktek keperawatan, meliputi :
1. Interaksi, King mendefinisikan interaksi sebagai suatu proses dari persepsi dan komunikasi antara individu, individu dengan kelompok, individu dengan lingkungan yang dimanifestasikan sebagai perilaku verbal dan non verbal dalam mencapai tujuan.
2. Persepsi diartikan sebagai gambaran sesorang tentang realita, persepsi berhubungan dengan pengalaman yang lalu, konsep diri, sosial ekonomi, genetika dan latarbelakang pendidikan.
3. Komunikasi diartikan sebagai suatu proses penyampaian informasi dari seseorang kepada orang lain secara langsung maupun tidak langsung.
4. Transaksi diartikan sebagai interaksi yang mempunyai maksud tertentu dalam pencapaian tujuan. Yang termasuk dalam transaksi adalah pengamatan perilaku dari interaksi manusia dengan lingkungannya.
5. Peran merupakan serangkaian perilaku yang diharapkan dari pekerjaannya dalam sistem sosial. Tolok ukurnya adalah hak dan kewajiban sesuai dengan posisinya. Jika terjadi konflik dan kebingungan peran maka akan mengurangi efektifitas pelayanan keperawatan.
6. Stress diartikan sebagai suatu keadaan dinamis yang terjadi akibat interaksi manusia dengan lingkungannya. Stress melibatkan pertukaran energi dan informasi antara manusia dengan lingkungannya untuk keseimbangan dan mengontrol stressor.
7. Tumbuh kembang adalah perubahan yang kontinue dalam diri individu. Tumbuh kembang mencakup sel, molekul dan tingkat aktivitas perilaku yang kondusif untuk membantu individu mencapai kematangan.
8. Waktu diartikan sebagai urutan dari kejadian/peristiwa kemasa yang akan datang. Waktu adalah perputaran antara satu peristiwa dengan peristiwa lain sebagai pengalaman yang unik dari setiap manusia.
9. Ruang adalah sebagai suatu hal yang ada dimana pun berada, merupakan area/tempat dimana terjadi interaksi antara perawat dengan klien.

5. Asumsi Dasar Teori King
Asumsi dasar King tentang manusia seutuhnya (Human Being) meliputi sosial, perasaan, rasional, reaksi, control, tujuan, orientasi kegiatan dan orientasi pada waktu. Dari keyakinannya tentang human being, King telah menderivat asumsi tersebut lebih spesifik terhadap interaksi perawat – klien.
Kerangka kerja konseptualnya dan teori pencapaian tujuan didasarkan pada asumsi-asumsi umun yang memfokuskan perawatan interaksi manusia dengan lingkungan untuk membawa kebagian kesehatan bagi individu yang dapat berfungsi dalam peran sosial.
Perawatan (Nursing), keperawatan merupakan perilaku yang dapat diobservasi yang ditemukan dalam system perawatan kesehatan masyarakat. Tujuan perawatan “menolong individu mempertahankan kesehatannya sehingga mereka dapat berfungsi dalam peran peran mereka. Keperawatan di pandang sebagai proses interpersonal aksi, reaksi, interaksi dan transaksi.
King menurunkan tujuh hipotesis teori pencapaian tujuan :
1. Perceptual accuracy antara interaksi perawat-pasien meningkatkan mutual goal setting.
2. Komunikasi meningkatkan mutual goal setting antara perawat dan pasien membawa pada kepuasan .
3. Kepuasan perawat dan pasien karena meningkatnya peraihan tujuan.
4. Pencapaian tujuan mengurangi stress dan kecemasan dalam situasi keperawatan.
5. Pencapaian tujuan meningkatkan belajar pasien dan kemampuan meniru situasi keperawatan.
6. Konflik peran dialami oleh pasien, perawat, atau keduanya, menurunkan transaksi interaksi perawat pasien.
7. Kesamaan kepuasan peran meningkatkan transaksi dalam interaksi perawat pasien.

6. Model Keperawatan King
Kita memahami model konsep dan teori keperawatan dengan menggunakan pendekatan sistem terbuka dalam hubungan interaksi yang konstan dengan lingkungan sehingga King mengemukakan dalam model konsep interaksi.
Dalam mencapai hubungan interaksi, king menggunakan konsep kerjanya yang meliputi adanya sistem personal, sistem interpersonal dan sistem sosial yang saling berhubungan satu dengan yang lain , yang dapat digambarkan sebagai berikut.

Menurut King, sistem personal merupakan sistem terbuka di mana di dalamnya terdapat persepsi, adanya pola tumbuh kembang, gambaran tubuh ruang dan waktu dari individu dan lingkungan. Kemudian hubungan interpersonal merupakan suatu hubungan antara perawat dan pasien dalam menegakkan sistem sosial sesuai dengan situasi yang ada. Melalui dasar sistem tersebut maka King memandang manusia merupakan individu yang reaktif yakni bereaksi terhadap situasi orang dan objek. Manusia sebagai mahluk yang berorientasi terhadap waktu tidak lepas dari masa lalu dan sekarang yang dapat mempengaruhi masa yang akan datang dan sebagai mahluk sosial manusia akan hidup bersama dengan orang lain yang akan berinteraksi satu dengan yang lain.
Berdasarkan hal tersebut, maka manusia memiliki tiga kebutuhan dasar yaitu kebutuhan terhadap informasi kesehatan, kesehatan terhadap pencegahan penyakit dan kebutuhan terhadap perawatan ketika sakit. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, King mengemukakan pendekatan teori dari komponen seperti gambar di atas.

7. Penutup
Teori pencapaian tujuan (Teory of Goal Attainment) merupakan derivate dari kerangka konsep kerja konseptual ( Conseptual Framework) dan asumsi dasar King tentang Human Being. Teori pencapaian tujuan berfokus pada interpersonal sistem. Menurut King sistem interaksi yang dinamis yang digambarkan sebagai proses interaksi manusia sebagai individu, kelompok dan masyarakat dengan lingkungannya sebagai sistem yang terbuka dan berorientasi pada pencapaian tujuan dengan 9 konsep utama, yaitu : interaksi, persepsi, komunikasi, transaksi, peran, stress, tumbuh kembang, waktu dan ruang.
Teori King merupakan serangkaian konsep yang saling berhubungan dengan jelas dan dapat diamati dalam praktek keperawatan. Manfaat dari teori ini adalah mengkontribusi pada pengembangan tubuh ilmu pengetahuan ( Body Of Knowledge), dapat dijadikan sebagai rujukan dalam memperbaiki praktek keperawatan, peneliti, dan praktisi untuk menganalisa dan mengidentifikasi kejadian dalam situasi keperawatan yang spesifik. Teori ini dapat menyesuaikan pada setiap perubahan, perkembangan iptek, sosial, ekonomi, dan politik.
Selain dapat menyesuaikan pada setiap perubahan, teori ini dapat dipergunakan dan menjelaskan atau memprediksi sebagian besar fenomena dalam keperawatan. Perawat-perawat yang ingin mengaplikasikan teori ini pada praktek keperawatan harus mempunyai pengetahuan dari konsep-konsep yang ada dalam teori pencapaian tujuan (Goal Atteinment), dan memiliki kemampuan untuk membuat perencanaan keperawatan individu sambil mendorong partisipasi aktif pasien dalam fase pengambilan keputusan.


DAFTAR PUSTAKA
A.Aziz Alimul Hidayat, Konsep Dasar Keperawatan, Edisi 2, Jakarta: Salemba Medika, 2008.
Kozier, Et al., Fundamental Of Nursing ; Consepts, Process, and Practice, Fifth Edition, California; Addison Wesley, 1995.
Kathleenkoening Blais, Et al., Praktik Keperawatan Profesional, Konsep dan Perspektif, Edisi 4, Jakarta: EGC, 2006.
Http ://www.scibd.com/doc/model konsep keperawatan king/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar



إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ

“Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama” (QS. Fathir: 28).

Ibnu Katsir rahimahullah berkata, “Sesungguhnya yang paling takut pada Allah dengan takut yang sebenarnya adalah para ulama (orang yang berilmu). Karena semakin seseorang mengenal Allah Yang Maha Agung, Maha Mampu, Maha Mengetahui dan Dia disifati dengan sifat dan nama yang sempurna dan baik, lalu ia mengenal Allah lebih sempurna, maka ia akan lebih memiliki sifat takut dan akan terus bertambah sifat takutnya.” (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 6: 308).