King mengawali teori ini melalui studi
literature dalam keperawatan, ilmu-ilmu perilaku terapan, diskusi
dengan beberapa teman sejawat dan menghadiri beberapa konfrensi serta
alasan-alasan induktif dan deduktif dari beberapa pemikiran-pemikiran
kritis. Kemudian King memformulasikan kedalam suatu kerangka kerja
konseptual (Conseptual Framework) pada tahun 1971. King mengidentifikasi
kerangka kerja konseptual sebagai sebuah kerangka terbuka, dan teori
ini sebagai suatu pencapaian tujuan. King mempunyai asumsi dasar
terhadap kerangka konseptualnya, bahwa manusia seutuhnya (Human Being)
sebagai system terbuka yang secara konsisten berinteraksi dengan
lingkungannya. Asumsi lain bahwa keperawatan berfokus pada interaksi
manusia dengan lingkungannya dan tujuan keperawatan adalah untuk
membantu individu dan kelompok dalam memelihara kesehatannya.
2. Definisi Manusia, Lingkungan, Sehat, dan Keperawatan
Pandangan King mengenai manusia/klien, lingkungan, kesehatan dan keperawatan adalah sebagai berikut :
a. Klien
Individu
atau system perorangan atau kelompok yang tidak mampu untuk mengatasi
kejadian atau masalah kesehatan dalam berinteraksi dengan lingkungan.
b. Lingkungan
Suatu
sistem sosial dalam masyarakat adalah kekuatan dinamis yang
mempengaruhi perilaku sosial, interaksi, persepsi dan kesehatan. King
menyatakan ‘pemahaman mengenai tata cara manusia berinteraksi dengan
lingkungan mereka untuk mempertahankan kesehatan merupakan inti bagi
perawat’.
c. Kesehatan
Kesehatan
dipandang sebagai bagian dinamik dalam lingkaran kehidupan. Kemampuan
melaksanakan aktivitas kehidupan sehari-hari meliputi peran sosial,
koping terhadap stressor lingkungan dan kemampuan menggunakan sumber
daya yang ada secara optimal.
d. Keperawatan
Proses interaksi antara perawat dan klien untuk mencapai tujuan melalui suatu transaksi.
3. Tujuan Keperawatan Menurut King
Adapun
tujuan teori keperawatan pada King dalam bukunya adalah memperhatikan
kesehatan stressor lingkungan dan kemampuan menggunakan sumber daya yang
ada secara optimal.
Individu-individu
dan penanganan kesehatan kelompok, dan jika seorang menerima premis
bahwa manusia merupakan sistem terbuka yang berinteraksi dengan
lingkungan, maka kerangka kerja konseptual ilmu perawatan harus
diorganisasi untuk menghubungkan ide-ide.
Menurut
King, tujuan dari teori keperawatan adalah untuk mengajukan kerangka
konseptual referensi bagi ilmu perawatan untuk digunakan oleh mahasiswa
dan pengajar dan juga peneliti dan praktisi untuk mengidentifikasi dan
menganalisis peristiwa-peristiwa dalam situasi keperawatan spesifik.
King mengusulkan mengenai sebuah pendekatan untuk memilih konsep-konsep
yang dirasakan menjadi pondasi bagi praktek keperawatan professional dan
menyajikan suatu proses bagi pengembangan konsep-konsep yang
melambangkan pengalaman.
4. Kerangka Konsep I.M King
pengalaman dalam lingkungan fisik, psikologi, dan sosial dalam keperawatan.
Berdasarkan
kerangka kerja konseptual (Concepyual Framework) dan asumsi dasar
tentang Human Being, King menderivatnya menjadi teori Pencapaian Tujuan (
Theory of Goal Attainment). Elemen utama dari teori pencapaian tujuan
adalah interpersonal sistem, dimana dua orang (perawat-klien) yang tidak
saling mengenal berada bersama-sama di organisasi pelayanan kesehatan
untuk membantu dan dibantu dalam mempertahankan status kesehatan sesuai
dengan fungsi dan perannya. Menurut King, intensitas dari interpersonal
sistem sangat menentukan dalam menetapkan dan pencapaian tujuan
keperawatan. Dalam interaksi tersebut terjadi aktivitas-aktivitas yang
saling berhubungan dalan setiap situasi praktek keperawatan, meliputi :
1.
Interaksi, King mendefinisikan interaksi sebagai suatu proses dari
persepsi dan komunikasi antara individu, individu dengan kelompok,
individu dengan lingkungan yang dimanifestasikan sebagai perilaku verbal
dan non verbal dalam mencapai tujuan.
2.
Persepsi diartikan sebagai gambaran sesorang tentang realita, persepsi
berhubungan dengan pengalaman yang lalu, konsep diri, sosial ekonomi,
genetika dan latarbelakang pendidikan.
3.
Komunikasi diartikan sebagai suatu proses penyampaian informasi dari
seseorang kepada orang lain secara langsung maupun tidak langsung.
4.
Transaksi diartikan sebagai interaksi yang mempunyai maksud tertentu
dalam pencapaian tujuan. Yang termasuk dalam transaksi adalah pengamatan
perilaku dari interaksi manusia dengan lingkungannya.
5.
Peran merupakan serangkaian perilaku yang diharapkan dari pekerjaannya
dalam sistem sosial. Tolok ukurnya adalah hak dan kewajiban sesuai
dengan posisinya. Jika terjadi konflik dan kebingungan peran maka akan
mengurangi efektifitas pelayanan keperawatan.
6.
Stress diartikan sebagai suatu keadaan dinamis yang terjadi akibat
interaksi manusia dengan lingkungannya. Stress melibatkan pertukaran
energi dan informasi antara manusia dengan lingkungannya untuk
keseimbangan dan mengontrol stressor.
7.
Tumbuh kembang adalah perubahan yang kontinue dalam diri individu.
Tumbuh kembang mencakup sel, molekul dan tingkat aktivitas perilaku yang
kondusif untuk membantu individu mencapai kematangan.
8.
Waktu diartikan sebagai urutan dari kejadian/peristiwa kemasa yang akan
datang. Waktu adalah perputaran antara satu peristiwa dengan peristiwa
lain sebagai pengalaman yang unik dari setiap manusia.
9.
Ruang adalah sebagai suatu hal yang ada dimana pun berada, merupakan
area/tempat dimana terjadi interaksi antara perawat dengan klien.
5. Asumsi Dasar Teori King
Asumsi
dasar King tentang manusia seutuhnya (Human Being) meliputi sosial,
perasaan, rasional, reaksi, control, tujuan, orientasi kegiatan dan
orientasi pada waktu. Dari keyakinannya tentang human being, King telah
menderivat asumsi tersebut lebih spesifik terhadap interaksi perawat –
klien.
Kerangka kerja
konseptualnya dan teori pencapaian tujuan didasarkan pada asumsi-asumsi
umun yang memfokuskan perawatan interaksi manusia dengan lingkungan
untuk membawa kebagian kesehatan bagi individu yang dapat berfungsi
dalam peran sosial.
Perawatan
(Nursing), keperawatan merupakan perilaku yang dapat diobservasi yang
ditemukan dalam system perawatan kesehatan masyarakat. Tujuan perawatan
“menolong individu mempertahankan kesehatannya sehingga mereka dapat
berfungsi dalam peran peran mereka. Keperawatan di pandang sebagai
proses interpersonal aksi, reaksi, interaksi dan transaksi.
King menurunkan tujuh hipotesis teori pencapaian tujuan :
1. Perceptual accuracy antara interaksi perawat-pasien meningkatkan mutual goal setting.
2. Komunikasi meningkatkan mutual goal setting antara perawat dan pasien membawa pada kepuasan .
3. Kepuasan perawat dan pasien karena meningkatnya peraihan tujuan.
4. Pencapaian tujuan mengurangi stress dan kecemasan dalam situasi keperawatan.
5. Pencapaian tujuan meningkatkan belajar pasien dan kemampuan meniru situasi keperawatan.
6. Konflik peran dialami oleh pasien, perawat, atau keduanya, menurunkan transaksi interaksi perawat pasien.
7. Kesamaan kepuasan peran meningkatkan transaksi dalam interaksi perawat pasien.
6. Model Keperawatan King
Kita
memahami model konsep dan teori keperawatan dengan menggunakan
pendekatan sistem terbuka dalam hubungan interaksi yang konstan dengan
lingkungan sehingga King mengemukakan dalam model konsep interaksi.
Dalam
mencapai hubungan interaksi, king menggunakan konsep kerjanya yang
meliputi adanya sistem personal, sistem interpersonal dan sistem sosial
yang saling berhubungan satu dengan yang lain , yang dapat digambarkan
sebagai berikut.
Menurut King, sistem personal
merupakan sistem terbuka di mana di dalamnya terdapat persepsi, adanya
pola tumbuh kembang, gambaran tubuh ruang dan waktu dari individu dan
lingkungan. Kemudian hubungan interpersonal merupakan suatu hubungan
antara perawat dan pasien dalam menegakkan sistem sosial sesuai dengan
situasi yang ada. Melalui dasar sistem tersebut maka King memandang
manusia merupakan individu yang reaktif yakni bereaksi terhadap situasi
orang dan objek. Manusia sebagai mahluk yang berorientasi terhadap waktu
tidak lepas dari masa lalu dan sekarang yang dapat mempengaruhi masa
yang akan datang dan sebagai mahluk sosial manusia akan hidup bersama
dengan orang lain yang akan berinteraksi satu dengan yang lain.
Berdasarkan
hal tersebut, maka manusia memiliki tiga kebutuhan dasar yaitu
kebutuhan terhadap informasi kesehatan, kesehatan terhadap pencegahan
penyakit dan kebutuhan terhadap perawatan ketika sakit. Untuk memenuhi
kebutuhan tersebut, King mengemukakan pendekatan teori dari komponen
seperti gambar di atas.
7. Penutup
Teori
pencapaian tujuan (Teory of Goal Attainment) merupakan derivate dari
kerangka konsep kerja konseptual ( Conseptual Framework) dan asumsi
dasar King tentang Human Being. Teori pencapaian tujuan berfokus pada
interpersonal sistem. Menurut King sistem interaksi yang dinamis yang
digambarkan sebagai proses interaksi manusia sebagai individu, kelompok
dan masyarakat dengan lingkungannya sebagai sistem yang terbuka dan
berorientasi pada pencapaian tujuan dengan 9 konsep utama, yaitu :
interaksi, persepsi, komunikasi, transaksi, peran, stress, tumbuh
kembang, waktu dan ruang.
Teori
King merupakan serangkaian konsep yang saling berhubungan dengan jelas
dan dapat diamati dalam praktek keperawatan. Manfaat dari teori ini
adalah mengkontribusi pada pengembangan tubuh ilmu pengetahuan ( Body Of
Knowledge), dapat dijadikan sebagai rujukan dalam memperbaiki praktek
keperawatan, peneliti, dan praktisi untuk menganalisa dan
mengidentifikasi kejadian dalam situasi keperawatan yang spesifik. Teori
ini dapat menyesuaikan pada setiap perubahan, perkembangan iptek,
sosial, ekonomi, dan politik.
Selain
dapat menyesuaikan pada setiap perubahan, teori ini dapat dipergunakan
dan menjelaskan atau memprediksi sebagian besar fenomena dalam
keperawatan. Perawat-perawat yang ingin mengaplikasikan teori ini pada
praktek keperawatan harus mempunyai pengetahuan dari konsep-konsep yang
ada dalam teori pencapaian tujuan (Goal Atteinment), dan memiliki
kemampuan untuk membuat perencanaan keperawatan individu sambil
mendorong partisipasi aktif pasien dalam fase pengambilan keputusan.
DAFTAR PUSTAKA
A.Aziz Alimul Hidayat, Konsep Dasar Keperawatan, Edisi 2, Jakarta: Salemba Medika, 2008.
Kozier, Et al., Fundamental Of Nursing ; Consepts, Process, and Practice, Fifth Edition, California; Addison Wesley, 1995.
Kathleenkoening Blais, Et al., Praktik Keperawatan Profesional, Konsep dan Perspektif, Edisi 4, Jakarta: EGC, 2006.
Http ://www.scibd.com/doc/model konsep keperawatan king/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ
“Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama” (QS. Fathir: 28).
Ibnu Katsir rahimahullah berkata, “Sesungguhnya yang paling takut pada Allah dengan takut yang sebenarnya adalah para ulama (orang yang berilmu). Karena semakin seseorang mengenal Allah Yang Maha Agung, Maha Mampu, Maha Mengetahui dan Dia disifati dengan sifat dan nama yang sempurna dan baik, lalu ia mengenal Allah lebih sempurna, maka ia akan lebih memiliki sifat takut dan akan terus bertambah sifat takutnya.” (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 6: 308).