Jumat, 20 September 2013

SISTEM PENCERNAAN ( I )

Sistem Pencernaan dari Mulut Sampai Esofagus

Sistem pencernaan terdiri atas saluran cerna:

rongga mulut,
mulut,
esofagus,
lambung,
usus kecil,
usus besar,
rektum dan
anus.

Serta kelenjar-kelenjar yang terkait:

kelenjar liur,
hati dan
pankreas.

Fungsinya untuk mendapatkan metabolit-metabolit dari makanan yang diperlukan untuk pertumbuhan dan untuk memenuhi kebutuhan energi tubuh. Molekul-molekul makanan yang besar seperti protein, lemak, karbohidrat dan asam nukleat diuraikan menjadi molekul-molekul kecil yang mudah diserap melalui dinding saluran cerna. Air, vitamin dan mineral juga diserap dari makanan hasil pencernaan. Lapisan dalam dari saluran cerna merupakan suatu batas pertahanan antara isi lumen saluran cerna dengan lingkungan internal (internal milieu) tubuh.
Namun demikian pokok bahasan dalam kedokteran gigi akan lebih terfokus pada organ mulut dan esofagus. Proses pencernan pertama terjadi didalam mulut, tempat dimana makanan dibasahi oleh liur dan dilumatkan oleh gigi menjadi bagian-bagian kecil, liur juga mengawali pencernaan karbohidrat. Pencernaan berlanjut dalam lambung dan usus kecil dimana makanan ditransformasi menjadi komponen-komponen dasarnya (asam amino, monosakarida, asam lemak bebas, monogliserida dll) diserap. Penyerapan air terjadi dalam usus besar, dan akibatnya isi yang tidak dicerna akan menjadi setengah padat.

Struktur Umum Saluran Cerna

Saluran cerna adalah tabung berongga terdiri atas lumen dengan garis tengah bervariasi, yang dikelilimgi oleh dinding dengan empat lapisan utama: mokosa, submukosa, muskularis eksterna dan serosa.

Mukosa terdiri atas epitel pelapis, lamina propria yang merupakan jaringan ikat longgar dengan banyak pembuluh darah, pembuluh limfe dan serat otot polos, kadang-kadang mengandung kelenjar dan jaringan limfoid dan muskularis mukosa umumnya terdiri atas lapisan sirkular dalam yang tipis dan lapis longotudinal luar serat otot polos yang memisahkan lapisan mukosa
dari submukosa. Mukosa sering disebut membran mukosa.

Submukosa terdiri atas jaringan ikat longgar dengan banyak pembuluh darah, pembuluh limfe dan pleksus saraf submukosa(pleksus meissner). Mungkin juga mengandung kelenjar dan jaringan limfoid.

Muskularis mengandung sel-sel otot polos yang berorientasi secara spiral dan terbagi dalam dua lapisan menurut arah utama perjalanan sel otot. Pada lapisan dalam (dekat ke lumen), arah jalannya sirkular, pada lapisan luar, kebanyakan arahnya memanjang. Lapisan muskularis juga mengandung pleksus saraf mienterikus (pleksus Aauerbach), yang terletak diantara kedua lapisan otot tadi dan pembuluh darah serta pembuluh limfe terdapat dalam jaringan ikat diantara kedua lapisan.

Serosa adalah suatu lapisan tipis terdiri atas jaringan ikat longgar yang kaya pembuluh darah dan pembuluh limfe serta jaringan lemak dan epitel selapis gepeng sebagai pelapis (mesotel).

Fungsi utama epitel pelapis saluran cerna adalah sebagai sawar permeabel selektif antara isi saluran cerna dan jaringan tubuh, memudahkan transfor dan pencernaan makanan, memperbaiki penyerapan produk hasil pencernaan dan menghasilkan hormon yang mempengaruhi aktifitas sistem pencernaan. Sel-sel pada lapisan ini menghasilkan mukus (lendir) atau terlibat dalam pencernaan atau penyerapan makanan. Banyaknya limfonoduli dalam lamina propria dan lapis submukosa melindungi organisme (bersama epitel) dari invasi bakteri.

Seluruh saluran cerna dilapisi oleh epitel selapis tipis yang mudah diserang. Lamina propria tepat berada dibawah epitel, adalah sebuah zona yang kaya akan makrofag dan limfosit, beberapa diantaranya secara aktif menghasilkan antibodi. Antibodi ini terutama adalah imunoglobulin A (IgA) dan terikat pada sebuah protein sekresi yang dihasilkan oloh sel-sel epitel pelapis usus dan disekresi ke dalam lumen usus. Kompleks ini mempunyai aktifitas protektif terhadap invasi virus dan bakteri.
IgA dalam saluran pernapasan, pencernaan dan saluran kemih resisten terhadap aktifitas enzim proteolitik, menghasilkan antibodi yang bersamaan dengan protease ditemukan dalam lumen usus.
Muskularis mukosa membantu gerakan mukosa, tidak bergantung pada gerakan lain dari saluran cerna, meningkatkan kontak dengan bahan makanan. Kontraksi muskularis eksterna mendorong dan mencampur makanan dalam saluran cerna. Pleksus saraf membangkitkan dan mengkordinasi kontraksi otot. Terutama terdiri atas kumpulan sel saraf yang membentuk ganglia parasimpatis kecil.

Rongga Mulut

Seluruh cavum oris dibatasi oleh membrana mucosa dengan epitel gepeng berlapis. Pada waktu embrio epitel tersebut membentuk gigi dan kelejar ludah.
Cavum oris disebeleh depa dibatasi oleh suatu celah yang disebut: rima oris dengan labium superior et inferior sebagai dindingnya. Sebelah lateral cavum oris dibatasi oleh pipi dan sebelah bawah terdapat dasar mulut dengan lidahnya dan sebagi atapnya adalah palatum. Sedangkan disebelah dorsal terdapat hubungan dengan pharynx yang merupakan lubang yang disebuat faucia.

Labium oris

Rongga mulut dilapisi oleh epitel berlapis gepeng tanpa lapis tanduk. Sel-sel permukaannya mempunyai inti dengan sedikit granul keratin di dalamnya. Pada bagian bibir dapat diamati peralihan antara epitel tanpa lapisan tanduk menjadi epitel berlapis tanduk. Lamina propria berpapil serupa pada dermis kulit dan menyatu dengan submukosa yang mengandung kelenjar-kelenjar liur kecil secara difus.
Atap rongga mulut terdiri atas palatum durum dan platum mole, yang dilapisi oleh epitel berlapis gepeng sejenis. Pada palatum durum membran mukosa melekat pada jaringan tulang. Bagian pusat palatum mole adalah otot rangka dengan banyak kelenjar mukosa dalam submukosa.
Uvula palatina adalah sebuah tonjolan berbentuk kerucut kecil yang menjulur ke bawah dari bagian tengah batas bawah palatum mole. Bagian pusatnya adalah otot dan jaringan ikat areolar yang ditutupi oleh mukosa mulut biasa.

Baik labium oris superior maupun labium oris inferior mempunyai daerah permukaan yang berbeda struktur histologisnya.

Facies externa
Rubrum labii
Facies interna


Facies externa
Daerah permukaan bibir ini merupakan lanjutan kulit disekitar mulut. Maka gambaran hstologisnya sebagai kulit pula. Paling luar dilapisi oleh epidermis yang merupakan epitel gepeng berlapis berkeratin.
Dibawah epidermis terdapat jaringan pengikat yang disebut corium yang membentuk tonjolan-tonjolan ke arah epidermis yang disebut sebagai papila corii. Sel-sel basal epidermis mengandung butir-butir pigmen. Seperti juga pada struktur kulit lainnya pada permukaan kulit ini dilengkapi oleh alat-alat tambahan kulit seperti glandula sudorifera, glandula sebacea dan folikel rambut.

Rubrum labii
Merupakan daerah peralihan antara facies externa dan facies interna. Epitelnya merupakan lanjutan dari epidermis yang mengalami perubahan pada stratum corneumnya yang makin menipis sampai menghilang. Tetapi epitelnya semakin menebal.

1. Lidah

Lidah adalah massa otot rangka yang ditutupi membran mukosa yang strukturnya bervariasi menurut daerah yang diamati. Serat-serat otot saling menyilang dalam 3 bidang, yang bergabung dalam berkas-berkas, biasanya dipisahkan oleh jaringan ikat. Membran mukosa melekat dengan erat pada otot, karena jaringan ikat dari lamina propria menyusup ke dalam celah-celah diantara berkas-berkas otot.
Pada permukaan bawah lidah mukosanya licin. Permukaan dorsal lidah tidak teratur, dianterior ditutupi banyak tonjolan kecil yang disebut papila. Sepertiga bagian posterior permukaan dorsal lidah dipisahkan dari dua per tiga bagian anteriornya oleh batas berbentuk V. Di belakang batas ini permukaan lidah berkelompok limfosit kecil: kelompok kecil limfonoduli dan tonsila lingualis, dengan limfonoduli berkumpul mengelilingi invaginasi (kriptus) dari membran mukosa.

Papila

Papila adalah penonjolan epitel mulut serta lamina propria yang mengambil bentuk-bentuk dan fungsi berlainan.
Ada 4 jenisnya:

A. Papila filiformis berbentuk kerucut menanjang, jumlahnya banyak dan tersebar diseluruh permukaan lidah. Epitel yang tidak mengandung kuncup kecap, sebagian berlapis tanduk.

B. Papila fungiformis mirip jamur karena memiliki tangkai sempit dan bagian atas melebar dengan permukaannya yang licin. Papila yang mengandung kuncup kecap pada permukaan atasnya tersebar secara tidak teratur di antara papila filiformis.

C. Papila foliata kurang berkembang pada manusia, terdiri atas dua atau lebih rabung (ridge) dan alur (furrow) paralel pada permukaan dorsolateral lidah. Duktus dari kelenjar serosa bermuara pada dasar alur.

D. Papila sirkumvalata adalah papila sirkular yang sangat besar, dengan permukaan datarnya menonjol di atas papila lain. Papila sirkumvalata tersebar sepanjang daerah V pada bagian posterior lidah. Kelenjar serosa mensekresi lipase, untuk mencegah terbentuknya lapisan hidrofobik diatas kuncup kecap yang dapat menghambat fungsinya. Aliran sekret ini penting untuk menghanyutkan parti kel makanan dari kuncup kecap agar dapat menerima dan mengolah rangsangan baru.
Selain kelenjar serosa terdapat kelenjar mukosa dan serosa kecil tersebar pada pelapis rongga mulut dengan fungsi sama yaitu menyiapkan kuncup-kuncup kecap di bagian lain dari rongga mulut: epiglotis, faring, palatum untuk berespon terhadap rangsangan pengecap.

2. Faring

Faring merupakan rongga peralihan antara rongga mulut, sistem pernapasan dan sistem pencernaan, membentuk hubungan antara bagian nasal dan faring. Faring dilapisi oleh epitel berlapis gepeng jenis mukosa, kecuali pada daerah bagian respirasi yang tidak mengalami gesekan. Daerah terakhir ini dilapisi oleh epitel bertingkat silindris bersilia bersel goblet. Faring mengandung tonsila, mukosa faring memiliki banyak kelenjar mukosa kacil dalam lapisan jaringan ikat padat. Muskular konstriktor dan longitudinalis faring terletak di luar lapisan ini.

3. Gigi Dan Struktur TerkaitPada oramg dewasa normal terdapat 32 gigi tetap (permanen), tersebar dalam 2 lengkung simetris bilateral dalam tulang maksila dan mandibula, dengan 8 gigi pada pada setiap kuadrannya: 2 insisivus, 1 kaninus, 2 premolar dan 3 molar. Gigi tetap didahului oleh 20 gigi susu (desidua). Ke 12 gigi molar tetap tidak memiliki pendahulu gigi desiduanya.
Setiap gigi terdiri atas bagian yang menonjol di atas gingiva (gusi), bagian mahkota (korona), satu atau lebih radiks di bawah gingiva yang menahan gigi dalam soket tulang yang disebut alveolus. Korona ditutupi oleh email yang sangat keras, sedangkan radiks oleh sementum. Kedua pelapis ini bertemu pada bagian leher (serviks gigi). Bagian dalam gigi mengandung materi lain yang disebut dentin, yang mengelilingi rongga berisi jaringan yang dikenal sebagai rongga pulpa. Rongga pulpa meluas ke apeks radiks (saluran radiks), tempat sebuah muara (foramen apikal) memungkinkan masuk dan keluarnya pembuluh darah, pembuluh limfe dan saraf dari rongga pulpa. Ligamen (membran periodontal) adalah struktur fibrosa berkolagen yang tertanam dalam sementum yang berfungsi menahan gigi dengan erat pada soket tulangnya (alveolus).

Dentin
Dentin adalah jaringan yang mengapur mirip tulang tetapi lebih keras karena kandungan garam kalsiumnya lebih tinggi (70% dari berat kering). Terutama terdiri atas serat kolagen tipe 1, glikosaminoglikan dan garam kalsium dalam bentuk kristal hidroksiapatit. Matriks organik dentin dihasilkan oleh odontoblas, sel yang melapisi permukaan dalam gigi, memisahkan dari rongga pulpa.

Odontoblas adalah sel langsing terpolarisasi yang hanya menghasilkan matriks organik pada permukaan dentin. Sel-sel inti memiliki struktur sel penghasil sekret terpolarisasi dengan gradul sekresi yang mengandung prokolagen, sitoplasma sel ini mengandung sebuah inti pada basisnya. Odontoblas mempunyai cabang sitoplasma halus yang menerobos secara tagak lurus terhadap lebar dentin yaitu juluran odontoblas. Juluran-juluran halus ini secara berangsur memanjang seiring dengan menebalnya dentin, berjalan dalam saluran halus disebut tubul dentin yang bercabang dekat batas dentin dan email. Juluran odontoblas berangsur menipis ke arah ujung distalnya. Matriks yang dihasilkan odontoblas belum mengandung mineral dan disebut predentin. Mineralisasi dari dentin yang berkembang dimulai bila vesikel bermembran (vesikel matriks) mulai muncul, mengandung kristal hidroksiapatit halus yang tumbuh dan berfungsi sebagai tempat nukleasi bagi pengendapan mineral selanjutnya pada serabut kolagen sekitarnya.
Berbeda dengan tulang, dentin menetap sebagai jaringan bermineral untuk waktu yang lama setelah musnahnya odontoblas. Karena dimungkinkan untuk mempertahankan gigi yang pulpa serta odontoblasnya telah dirusak oleh infeksi. Pada gigi orang dewasa, pengrusakan email penutup oleh erosi akibat pemakaian atau karies dentis (lubang gigi) biasanya memicu reaksi dalam dentin yang menyebabkan membuat komponen-komponennya.


Email

Email adalah unsur paling keras pada tubuh manusia dan paling banyak mengandung kalsium. Ia terdiri atas lebih berkurang 95% garam kalsium (terutama hidroksiapatit), 0,5% materi organik dan sisanya adalah air. Email dibentuk oleh sel-sel ektodermal, kebanyakan struktur lain dari gigi berkembang dari mesodermal atau sel kristal neural. Matriks organik email tidak terdiri atas serabut-serabut kolagen tetapi terdiri atas sekurang-kurangnya 2 golongan protein heterogen yang disebut amelogenin dan enamelin. Peran protein ini dalam mengatur unsur mineral dari email sedang. Email terdiri atas batang atau kolom kristal hidroksiapatit memanjang, batang (prisma) email digabung menjadi satu oleh email antar-batang. Email antar-batang dan batang email dibentuk oleh kristal hidroksiapatit, hanya berbeda dalam orientasi kristalnya. Setiap batang terbentang pada keseluruhan tebal lapisan email.
Matriks email dihasilkan oleh sel-sel yang disebut ameloblas. Sel silindris tinggi ini mempunyai banyak mitokondria di daerah di bawah inti. Retikulum endoplasma kasar dan kompleks golgi yang berkembang baik, terdapat di atas inti. Setiap ameloblas memiliki juluran apikal dikenal sebagai prosesus tomes, mengandung banyak granul sekresi. Granul ini mengandung protein yang menyusun matriks email.

Pulpa

Pulpa gigi terdiri atas jaringan ikat longgar. Unsur utamanya ialah odontoblas, fibroblas, serabut kolagen halus dan substansi dasar dengan glikosaminoglikans. Pulpa adalah jaringan dengan banyak saraf dan pembuluh darah. Pembuluh darah dan serat saraf bermielin memasuki foramen apikal dan bercabang banyak.
Beberapa serat saraf hilang selubung mielinnya dan menyusup untuk jarak tertentu ke dalam tubul dentin. Serabut-serabut ini peka terhadap nyeri, satu-satunya sensasi pada gigi.

Stuktur Terkait

Struktur yang berfungsi mempertahankan gigi dalam tulang dan maksila dan mandibula terdiri atas sementum, ligamen periodontal, tulang alveolus dan gingiva.

A. Sementum
Jaringan ini menutupi dentin radiks dan komposisinya serupa tulang, meskipun tidak ada sistem Havers dan pembuluh darah. Pada bagian apikal radiks lebih tebal, terdapal sel-sel yang mirip osteosit, yaitu sementosit. Seperti osteosit, mereka terkurung dalam lakuna yang saling berhubungan melalui kanalikuli. Seperti jaringan tulang, sementum adalah labil dan bereaksi dengan resorpsi atau produksi jaringan baru sesuai dengan stres yang dialaminya. Bila ligamen periodontal dihancurkan, sementum akan mengalami nekrosis dan mungkin diserap. Produksi sementum mengatur pertumbuhan normal gigi dan memelihara kontak erat antara radiks gigi dan soketnya.

B. Ligamen Periodontal
Ligamen periodontal terdiri atas jaringan ikat padat, yamg serat-seratnya masuk ke dalam sementum gigi dan menambatnya pada dinding tulang sakunya. Berfungsi sebagai periosteum bagi tulang alveolus. Serat-serat disusun sedemikian rupa agar dapat menahan tekanan sewaktu mengunyah, hal ini mencegah pemindahan tekanan langsung pada tulang, suatu proses yang akan menimbulkan resorpsi setempat.
Kolagen dari ligamen periodontal memiliki kecepatan pergantian protein yang tinggi dan banyak mengandung kolagen yang larut. Celah-celah diantara serat-seratnya terisi dengan glikosaminoglikans. Kecepatan pembaruan kolagen yang tinggi dalam ligamen periodontal memberi peluang bagi proses-proses yang mempengaruhi pembuatan kolagen atau protein, misalnya defisiensi protein atau vitamin C mengakibatkan atrofi pada ligamen ini.

C. Tulang Alveolus
Bagian tulang ini berkontak langsung dengan ligamen periodontal. Tulang dari jenis belum dewasa ini (tulang primer) dengan serat-serat kolagen yang tidak disusun menurut pola berlamel khas pada tulang dewasa. Tulang yamg paling dekat pada akar gigi membentuk soket gigi. Pembuluh dan saraf melintasi tulang alveolus ini menuju foramen apikal dan radiks untuk memasuki pulpa.

D. Gingiva
Gingiva adalah membran mukosa yang secara erat melekat pada periosteum tulang maksila atau mandibula. Ia terdiri atas epitel berlapis gepeng dan banyak papil jaringan ikat. Epitel ini melekat pada email gigi oleh kutikula yang menyerupai lamina basal tebal dan membentuk perlekatan epitel Gottlieb.
Sel-sel epitel melekat pada kutikula oleh hemidesmosom. Diantara email dan epitel terdapat celah gingiva, lekukan sempit di sekeliling korona.


Perkembangan Gigi
Pada minggu keenam kehamilan, lapis basal epitel mulut (ektoderm) berproliferasi dan tumbuh ke dalam ektomesenkim di bawahnya, yang berkembang dari krista neural. Sabuk berbentuk tapal kuda yang dikenal sebagai lamina dentis dibentuk pada tiap rahang. Penjuluran ektodermal ini membentuk sungkup di atas kelompok ektomesenkim dan setiap kelompok sel (kuncup gigi) akan berkembang menjadi gigi desidua. Ektomesenkim dibentuk oleh sel-sel mesenkim sehubungan dengan sel krista neural yang berasal dari ektoderm. Sel-sel ektodermal kemudian berdegenerasi dan menghilang. Komponen ektodermal kuncup gigi membentuk organ email yang berfungsi untuk menghasilkan email. Komponen ektomesenkim membentuk papila dentis yang akan mengembangkan sel odontoblas (sel yang menghasilkan dentin) dan struktur pulpa dentis lainnya. Mesenkim juga memadat disekitar organ email dan akhirnya berkembang menjadi sementoblas (sel yang membentuk sementum) dan ligamen periodontal.
Organ email terus membesar dan mengambil bentuk genta pada minggu ke-8 kehamilan. Epitel email luar (eksterna), yang berhubungan dengan lamina dentis bertakuk oleh banyak pembuluh kapiler. Sel berbatasan dengan papila dentis menjadi silindris dan menyusun epitel email dalam (interna). Sel ini berkembang menjadi ameloblas (sel yang akan menghasilkan email). Sel epitelial di antara lapis luar dan dalam menyusun retikulum stelata dan stratum intermedium.
Sebelum ameloblas mulai mensekresi email, mereka merangsang sel-sel lapisan superfisial dari papila dentis untuk memanjang dan berkembang menjadi odontoblas. Odontoblas mulai mensekresi predentin, yang merangsang pembentukan email oleh ameloblas.

A. Pembentukan Dentin
Odontoblas mensekresi prokolagen yang bergabung menjadi serabut kolagen dari predentin. Sel-sel ini juga memperantarai mineralisasi serabut kolagen, yang berakibat terbentuknya dentin. Badan sel odontoblas terdesak mundur ke dalam rongga pulpa sementara dentin menimbun, tetapi cabangnya tetap terdapat dalam tubuli dentin yang terbentang di seluruh tebal dentin.

B. Penbentukan Email
Ameloblas adalah sel epitel luar biasa karena bagian dasarnya, yang berbatasan dengan lamina basal, menjadi permukaan sekresinya. Taut kedap dijumpai di sekitar apeks histologis (basis fungsional) dan basis histologis (apeks fungsional) setiap sel. Retikulum endoplasma kasar dan sebuah kompleks golgi luas terdapat dalam sitoplasama di antara inti dan apeks fungsional sel ini. Ameloblas berfungsi menghancurkan lamina basal yang memisahkan sel-sel ini dari odontoblas dan dentin. Juluran pendek berbentuk kerucut dari ameloblas (prosesus Tomes) merupakan tempat sekresi dari matriks email. Permukaan lateral prosesus Tomes menghasilkan matriks organik dari email antar-batang, sedangkan permukaan apikal berfungsi meletakkan matriks dari batang email. Peranan ameloblas dalam mineralisasi belum jelas, tetapi kristal hidroksiapatit dibentuk pada matriks organik. Matriks ini hampir seluruhnya dibuang oleh ameloblas. Setelah pembentukan email selesai, organ email terdiri atas epitel berlapis gepeng yang cepat terkikis habis bila gigi muncul dalam rongga mulut.

C. Perkembangan Akar Gigi
Setelah perkembangan korona selesai dan sebelum erupsi, lengkung servikal bertumbuh ke apikal membungkus papila dentis dan membentuk selubung akar Hertwig, yang terdiri atas penyatuan epitel email luar dan dalam. Lapis dalam menginduksi pembentukan odontoblas yang menghasilkan dentin dari akar gigi. Bila dentin telah dibentuk, selubung akar hancur dan dentin yang baru dibentuk ini menginduksi perkembangan sementoblas dari sel mesenkim sakus dentis di sekitarnya. Sementoblas menghasilkan sementum, yaitu jaringan mirip tulang yang membungkus akar gigi.

D. Gigi Tetap (permanen)
Pada sisi labial setiap lamina dentis terjulur ke luar suatu massa sel ektodermal dan membentuk lamina suksesional. Sel-sel lamina dentis menggali ke belakang dan bakal gigi molar permanen berturut-turut terlepas. Bakal gigi molar kedua dan ketiga tidak dibentuk sampai sesudah lahir.

Esofagus

Merupakan sebuah tabung lurus yang ada pada orang dewasa panjangnya sekitar 25 cm, berfungsi memindahkan makanan dari mulut ke dalam lambung. Sebagian besar terdapat dalam mediastinum, setelah melalui diaphragma masuk dalam cavum abdominalis untuk bermuara dalam gaster. Ia dilapisi oleh epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk. Dalam submukosa terdapat kelompokan kelenjar penghasil mukus kecil, yaitu kelenjar esofageal. Pada lamina propria dekat lambung terdapat kelompokan kelenjar yang disebut kelenjar kardia esofagus yang juga menghasilkan mukus. Pada ujung distal esofagus, lapisan ototnya terdiri atas serat otot polos, pada bagian tengah terdapat campuran serat otot bergaris (rangka) dan serat otot polos, pada ujung proksimal terdapat serat otot rangka. Hanya bagian esofagus dalam rongga peritoneum yang ditutupi oleh serosa. Sisanya ditutupi lapisan jaringan ikat longgar yang disebut adventisia.

A. Tunica mucosa

Karena kontraksi otot-otot stratum circulare tunica muskular maka tunica mukosa membentuk lipatan-lipatan memanjang.

1. Epitil, tebalnya mencapai 300 mikron dan berbentuk epitel gepeng berlapis tanpa keratinasi dengan kira-kira 25 lapis sel.
2. Lamina propria, merupakan jaringan pengikat longgar yang tidak banyak mengandung sel-sel. Bentuk tubuler dan saluran keluarnya melalui puncak papila untuk bermuara dalam lumen. Bentuknya mirip glandula cardiaca maka disebut sebagai glandula oesophagea cardiaca.
3. Lamina muskularis mucosa, merupakan lapisan otot polos yang tebal. Hanya memiliki lapisan serabut-serabut yang tersusun longitudinal.

B. Tunica submukosa
Lapisan sangat longgar hubungannya dengan lapisan dibawahnya hingga dapat membentuk lipatan-lipatan memanjang. Tebalnya sekitar 300-700 mikron. Di dalam tunica submukosa terdapat kelenjar yang berbentuk tubulo alveolar kompleks dan menghasilkan mukus. Saluran keluarnya menembus muscularis mukosa kemudian melalui diantara papila untuk bermuara ke dalam lumen. Kelenjar ini dinamakan glandula oesophagea propria.

C. Tunica muskularis
Terdiri atas dua lapisan masing-masing sebagai:
Stratum circulare : disebelah dalam
Stratum longitudinale : disebelah luar

Di bagian atas stratum circular menebal membentuk m. Sphincter oesophageus superior. Pada ¼ bagian sebelah oral, seluruhnya terdiri atas otot bercorak. Pada ¼ bagian tengah terdiri atas campuran otot bercorak dan otot polos. Pada ½ bagian anal terdiri seluruhnya stas otot polos. Pada perbatasan dengan ventrikulus terdapat m. Sphincter oesophageus inferior.

D. Tunica adventitia
Pada bagian terluar dari lapisan ini merupakan jaringan pengikat longgar. 2-3 cm sebelum ventrikulus terdapat banyak serabut-serabut elastis yang melekat pada diaphragma. Fungsi oesophagus terutama untuk menyalurkan makanan dari pharynx ke ventrikulus.

Shofiyyah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar



إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ

“Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama” (QS. Fathir: 28).

Ibnu Katsir rahimahullah berkata, “Sesungguhnya yang paling takut pada Allah dengan takut yang sebenarnya adalah para ulama (orang yang berilmu). Karena semakin seseorang mengenal Allah Yang Maha Agung, Maha Mampu, Maha Mengetahui dan Dia disifati dengan sifat dan nama yang sempurna dan baik, lalu ia mengenal Allah lebih sempurna, maka ia akan lebih memiliki sifat takut dan akan terus bertambah sifat takutnya.” (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 6: 308).