Mekanisme Pengaturan Lokal
1. Autoregulasi
Autoregulasi
adalah kapasitas jaringan untuk mengatur aliran darahnya sendiri.
Kebanyakan pembuluh darah memiliki kapasitas intrinsik untuk
mengompensasi perubahan moderat pada tekanan perfusi dengan mengubah
tahanan pembuluh sehingga aliran darah relatif konstan.
2. Metabolit Vasodilator
Perubahan metabolit yang menghasilkan vasodilatasi pada kebanyakan adalah rsfingter prakapiler. Peningkatan CO2
dan osmolalitas juga mendilatasikan pembuluh. Peningkatan suhu
menimbulkan efek vasodilator langsung, dan peningkatan suhu di jaringan
aktif turut membantu terjadinya vasodilatasi. K+ dan laktat berperan
pada dilatasi.
3. Vasokonstriksi Setempat
Arteri
dan arteriol yang cidera berkonstriksi secara kuat. Konstriksi sebagian
disebabkan oleh pembebasan serotonin setempat dari trombosit yang
melekat pada dinding pembuluh yang cidera.
B. Zat yang Disekresi Oleh Endotel
Sel-sel
endotel membentuk organ yang mengeluarkan zat vasoaktin, antara lain
adalah prostaglandin dan tromboksan, nitrat oksida, dan endotelin.
1. Prostasiklin dan Tromboksan A2
Prostasiklin dihasilkan oleh sel endotel dan Tromboksan A2 dihasilkan oleh trombosit. Tromboksan A2 meningkatkan
agregasi trombosit dan vasokonstriksi, sedangkan prostasiklin
menghambat agregasi trombosit dan meningkatkan vasodilatasi.
Keseimbangan antara tromboksan A2 dan prostasiklin trombosit
meningkatkan agregasi trombosit local dan menimbulkan pembentukan bekuan
sekaligus mencegah perluasan bekuan yang berlebihan dan mempertahankan
aliran darah sekitarnya.
2. Nitar Oksida
Nitar
Oksida (NO) disintesis dari arginin yang dikatalis oleh nitrat oksida
sintase. Saat ini terdapat 3 bentuk iso NO sintase terdapat 3, yaitu NOS
1 (di system saraf), NOS 2 (di makrofag dan sel imun lain), NOS 3 (di
sel endotel). NOS 1 dan 3 diaktifkan oleh zat yang meningkatkan
konsentrasi Ca2+ intrasel, termasuk vasodilator asetikolin
dan bradikinin. NO yang dihasilkan oleh sel endotel berdifusi ke dalam
sel otot polos, dan bertindak sebagai perantara relaksasi otot polos
vaskular. NO juga berperan dalam remodeling vaskular dan angiogenesis.
Ereksi penis juga dihasilkan oleh pelepasan NO yang menyebabkan
vasodilatasi.
3. Endotelin
Sel
endotel menghasilkan endotelin-1, endotelin-2, dan endotelin-3. Ketiga
endotelin tersebut adalah anggota famili 3 polipeptida yang mengandung
21 asam amino.
· endotelin-1
Di
sel endotel, produk gen endotelin-1 diproses untuk menjadi suatu
prahormon 39-asam amino, yaitu big endotelin-1 yang memiliki aktivitas
endotelin-1 sekitar 1%. Prahormon diputus di ikatan Trp-val converting
enzyme.
C. Pengaturan Sistemik Oleh Hormon
Hormon
vasodilator antara lain adalah kinin, VIP, dan ANP. Hormone
vasokonstriktor dalam darah adalah vasopresin, norepinefrin, epinefrin,
angitensin II.
§ Kinin
Di
tubuh terdapat dua peptide yang berkaitan yang disebut kinin,
diantaranya adalah nonapeptida bradikinin dan dekapeptida
lisilbradikinin (kalidin). Kedua peptida ini dibentuk dari dua protein
precursor, high-molekuler-weight kininogen dan low-molekuler-weight
kininogen melalui alternative splicing. Kinin menyebabkan kontraksi otot
polos visseral, tetapi menyebabkan relaksasi otot polos vascular melalu
NO, yang menurunkan tekanan darah. Kinin juga meningkatkan
permeabilitas kapiler, menarik leukosit, dan menyebabkan nyeri apabila
disuntikkan di bawah kulit.
§ Hormon natriuretik
Peptida natriuretik
atrium yang disekresi oleh jantung mengantagonisasi kerja berbagai agen
vasokonstriktor dan menurunkan tekanan darah.
Vasopressin
adalah suatu vasokonstriktor kuat, tetapi apabila disuntikkan pada
individu normal akan menimbulkan kompensasi penurunan curah jantung
sehingga terjadi sedikit perubahan pada tekanan darah. Norepinefrin
memiliki efek vasokonstriktor umum, sedangkan epinefrin mendilatasikan
pembuluh di otot rangka dan hati. Oktapeptida angiotensin II memiliki
efek vasokonstriksi umum, yang dibentuk dari angiotensin I yang
dibebaskan oleh kerja rennin dari ginjal pada angiotensinogen dalam
darah.
D. Pengaturan Sistemik Oleh Sistem Saraf
1) Mekanisme Pengaturan Oleh Saraf
Semua
pembuluh darah kecuali kapiler dan venula mengandung otot polos dan
menerima serabut saraf motorik dari divisi simpatis susunan saraf
otonom. Serabut yang mensarafi pembuluh tahanan mengatur aliran darah
jaringan dan tekanan arteri. Serabut yang mensarafi pembuluh kapasitans
vena mengubah-ngubah volume darah yang dismpan di vena. Konstriksi vena
dihasilkan oleh ransang yang juga mengaktifkan saraf vasokonstriktor yang
menuju arteriol. Akibatnya, penurunan kapasitas vena meningkatkan arus
balik vena, dan menggeser darah ke arah arteri di sirkulasi.
2) Persarafan Pembuluh Darah
Serabut
noradrenergik berfungsi sebagai vasokonstriktor. Selain persarafan
vasokonstriktor, pembuluh tahanan pada otot rangka di persarafi oleh
serabut vasodilator yang bersifat kolinergik. Berkas
serabut noradrenergic dan kolinergik membentuk suatu fleksus pada
lapisan adventisia arteriol. Transmitter mencapai bagian dalam media
dengan cara difusi , dan arus menyebar dari satu sel otot polos ke sel
yang lain melalui taut celah. Serabut vasokonstriktor yang menuju
kebanyakan pembuluh darah memiliki sejumlah aktivitas tonik, sedangkan
pada vasodilatasi tidak terdapat pelepasan impuls tonik. Sebagian saraf
kolinergik juga mengandung VIP yang menimbulkan vasodilatasi.
3) Persarafan Jantung
Impuls
di saraf simpatik noradrenergik yang menuju jantung meningkatkan
frekuensi denyut jantung dan kekuatan kontraksi jantung, serta
menghambat stimulasi vagus.
4) Pengaturan vasomotor
Aktivitas
reflex spinal mempengaruhi tekanan darah , tetapi kendali utama tekanan
darah dilakukan oleh kelompok neuron di medulla oblongata yang disebut
sebagai daerah vasomotor atau pusat vasomotor. Impuls yang sampai ke
medulla juga mempengaruhi denyut jantung melalui pelepasan impuls vagus
ke jantung. Bila pelepasan impuls vasokonstriktor meningkat, kontraksi
arteriol dan tekanan darah juga meningkat.
5) Serabut aferen yang menuju daerah vasomotor
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ
“Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama” (QS. Fathir: 28).
Ibnu Katsir rahimahullah berkata, “Sesungguhnya yang paling takut pada Allah dengan takut yang sebenarnya adalah para ulama (orang yang berilmu). Karena semakin seseorang mengenal Allah Yang Maha Agung, Maha Mampu, Maha Mengetahui dan Dia disifati dengan sifat dan nama yang sempurna dan baik, lalu ia mengenal Allah lebih sempurna, maka ia akan lebih memiliki sifat takut dan akan terus bertambah sifat takutnya.” (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 6: 308).