Jumat, 20 September 2013

Paru-paru




Paru – paru adalah organ pada sistem pernapasan (respirasi) dan berhubungan dengan sistem predaran darah (sirkulasi) vertebrata yang bernafas dengan udara
  1. Fungsi Paru – Paru
Fungsinya adalah menukar oksigen dari udara dengan karbondioksida dari darah. Prosesnya disebut ” pernapasan eksternal ” atau bernapas.paru – paru jaga mempunyai fungsi nonrespirasi.istilah kedokteran yang berhubungan dengan paru – paru sering mulai di pulmo,dari kata latin pulmones untuk paru – paru.
Paru- paru mamalia bertekstur seperti spons dan tertutupi 15 ronchial 15,sehingga permukaan totalnya jauh lebih besar dari pada permukaanluar paru – paru itu sendiri. Paru – paru manusia adalah contoh tipikal paru – paru jenis ini.

Bernapas terutama digerakkan otot diagfragma di bawah. Jika otot mengerut ruang yang menampung paru – paru akan meluas, dan begitu pula sebaliknya. Tulang rusuk juga dapat meluas dan mengerut sedikit. Akibatnya,uadara terhirup masuk dan terdorong kaeluar paru – paru melalui trakea dan tobe 15 ronchial atau bronchi yang bercabang – cabang dan ujungnya merupakan alveoli, yakni kntung – kantung kacil yang di kelilingi kapiler yang berisi darah.disini oksigen dari udara berdifusi ke dalam darah, dan kemudian di bawah oleh hemoglobin.

Darah terdeoksigenisasi dari jantung mencapai paru – paru melalui arteri paru – paru dan, setelah dioksigenisasi, beredar kembali melalui vena paru – paru.

Shofiyyah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar



إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ

“Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama” (QS. Fathir: 28).

Ibnu Katsir rahimahullah berkata, “Sesungguhnya yang paling takut pada Allah dengan takut yang sebenarnya adalah para ulama (orang yang berilmu). Karena semakin seseorang mengenal Allah Yang Maha Agung, Maha Mampu, Maha Mengetahui dan Dia disifati dengan sifat dan nama yang sempurna dan baik, lalu ia mengenal Allah lebih sempurna, maka ia akan lebih memiliki sifat takut dan akan terus bertambah sifat takutnya.” (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 6: 308).