Kamis, 19 September 2013

Fisika Telinga dan Pendengaran

A.    Anatomi Telinga
Telinga mempunyai reseptor khusus untuk mengenali getaran bunyi dan untuk keseimbangan. Ada tiga bagian utama dari telinga manusia, yaitu bagian telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam.Telinga luar berfungsi menangkap getaran bunyi, dan telinga tengah meneruskan getaran dari telinga luar ke telinga dalam. Reseptor yang ada pada telinga dalam akan menerima rarigsang bunyi dan mengirimkannya berupa impuls ke otak untuk diolah.

1. Susunan Telinga
 
a. Telinga luar
Telinga luar terdiri dari daun telinga, saluran luar, dan membran timpani (gendang telinga). Daun telinga manusia mempunyai bentuk yang khas, tetapi bentuk ini kurang mendukung fungsinya sebagai penangkap dan pengumpul getaran suara. Bentuk daun telinga yang sangat sesuai dengan fungsinya adalah daun telinga pada anjing dan kucing, yaitu tegak dan membentuk saluran menuju gendang telinga. Saluran luar yang dekat dengan lubang telinga dilengkapi dengan rambut-rambut halus yang menjaga agar benda asing tidak masuk, dan kelenjar lilin yang menjaga agar permukaan saluran luar dan gendang telinga tidak kering.

b. Telinga tengah
Bagian ini merupakan rongga yang berisi udara untuk menjaga tekanan udara agar seimbang. Di dalamnya terdapat saluran Eustachio yang menghubungkan telinga tengah dengan faring. Rongga telinga tengah berhubungan dengan telinga luar melalui membran timpani. Hubungan telinga tengah dengan bagian telinga dalam melalui jendela oval dan jendela bundar yang keduanya dilapisi dengan membran yang transparan.
Selain itu terdapat pula tiga tulang pendengaran yang tersusun seperti rantai yang menghubungkan gendang telinga dengan jendela oval. Ketiga tulang tersebut adalah tulang martil (maleus) menempel pada gendang telinga dan tulang landasan (inkus). Kedua tulang ini terikat erat oleh ligamentum sehingga mereka bergerak sebagai satu tulang. Tulang yang ketiga adalah tulang sanggurdi (stapes) yang berhubungan dengan jendela oval. Antara tulang landasan dan tulang sanggurdi terdapat sendi yang memungkinkan gerakan bebas.
Fungsi rangkaian tulang dengar adalah untuk mengirimkan getaran suara dari gendang telinga (membran timpani) menyeberangi rongga telinga tengah ke jendela oval.

c. Telinga dalam
Bagian ini mempunyai susunan yang rumit, terdiri dari labirin tulang dan labirin membran.
5 bagian utama dari labirin membran, yaitu sebagai berikut.
  1. Tiga saluran setengah lingkaran
  2. Ampula
  3. Utrikulus
  4. Sakulus
  5. Koklea atau rumah siput
Sakulus berhubungan dengan utrikulus melalui saluran sempit. Tiga saluran setengah lingkaran, ampula, utrikulus dan sakulus merupakan organ keseimbangan, dan keempatnya terdapat di dalam rongga vestibulum dari labirin tulang.
Koklea mengandung organ Korti untuk pendengaran. Koklea terdiri dari tiga saluran yang sejajar, yaitu: saluran vestibulum yang berhubungan dengan jendela oval, saluran tengah dan saluran timpani yang berhubungan dengan jendela bundar, dan saluran (kanal) yang dipisahkan satu dengan lainnya oleh membran. Di antara saluran vestibulum dengan saluran tengah terdapat membran Reissner, sedangkan di antara saluran tengah dengan saluran timpani terdapat membran basiler. Dalam saluran tengah terdapat suatu tonjolan yang dikenal sebagai membran tektorial yang paralel dengan membran basiler dan ada di sepanjang koklea. Sel sensori untuk mendengar tersebar di permukaan membran basiler dan ujungnya berhadapan dengan membran tektorial. Dasar dari sel pendengar terletak pada membran basiler dan berhubungan dengan serabut saraf yang bergabung membentuk saraf pendengar. Bagian yang peka terhadap rangsang bunyi ini disebut organ Korti.

B.     Cara kerja indra pendengaran
Gelombang bunyi yang masuk ke dalam telinga luar menggetarkan gendang telinga. Getaran ini akan diteruskan oleh ketiga tulang dengar ke jendela oval. Getaran Struktur koklea pada jendela oval diteruskan ke cairan limfa yang ada di dalam saluran vestibulum. Getaran cairan tadi akan menggerakkan membran Reissmer dan menggetarkan cairan
limfa dalam saluran tengah. Perpindahan getaran cairan limfa di dalam saluran tengah menggerakkan membran basher yang dengan sendirinya akan menggetarkan cairan dalam saluran timpani. Perpindahan ini menyebabkan melebarnya membran pada jendela bundar. Getaran dengan frekuensi tertentu akan menggetarkan selaput-selaput
basiler, yang akan menggerakkan sel-sel rambut ke atas dan ke bawah. Ketika rambut-rambut sel menyentuh membran tektorial, terjadilah rangsangan (impuls). Getaran membran tektorial dan membran basiler akan menekan sel sensori pada organ Korti dan kemudian menghasilkan impuls yang akan dikirim ke pusat pendengar di dalam otak melalui saraf pendengaran.

 Susunan dan Cara Kerja Alat Keseimbangan
Bagian dari alat vestibulum atau alat keseimbangan berupa tiga saluran setengah lingkaran yang dilengkapi dengan organ ampula (kristal) dan organ keseimbangan yang ada di dalam utrikulus clan sakulus.
Ujung dari setup saluran setengah lingkaran membesar dan disebut ampula yang berisi reseptor, sedangkan pangkalnya berhubungan dengan utrikulus yang menuju ke sakulus. Utrikulus maupun sakulus berisi reseptor keseimbangan. Alat keseimbangan yang ada di dalam ampula terdiri dari kelompok sel saraf sensori yang mempunyai rambut dalam tudung gelatin yang berbentuk kubah. Alat ini disebut kupula. Saluran semisirkular (saluran setengah lingkaran) peka terhadap gerakan kepala.
Alat keseimbangan di dalam utrikulus dan sakulus terdiri dari sekelompok sel saraf yang ujungnya berupa rambut bebas yang melekat pada otolith, yaitu butiran natrium karbonat. Posisi kepala mengakibatkan desakan otolith pada rambut yang menimbulkan impuls yang akan dikirim ke otak.

C.    Penyakit Pada Telinga
Beberapa penyakit telinga dapat menyebabkan ketulian sebagian bahkan ketulian total. Bahkan lagi, kebanyakan penyakit pada telinga bagian dalam dapat mengakibatkan gangguan pada keseimbangan. permasalahan yang terjadi pada telinga kita harus ditangani oleh dokter spesialis khusus yang disebut otolaryngologist, yang mana spesialist ini ahli dalam mengobati gangguan yang terjadi pada gendang telinga sampai pada telinga dalam yang luka akibat benturan fisik.

1.      Othematoma
Pada beberapa kasus kelainan pada telinga terjadi kelainan yang disebut othematoma atau popular dengan sebutan ‘telinga bunga kol’, suatu kondisi dimana terjadi gangguan pada tulang rawan telinga yang dibarengi dengan pendarahan internal serta pertumbuhan jaringan telinga yang berlebihan (sehingga telinga tampak berumbai laksana bunga kol). Kelainan ini diakibatkan oleh hilangnya aurikel dan kanal auditori sejak lahir. (encharta ensiklopedi)


2.      Penyumbatan
Kotoran telinga (serumen) bisa menyumbat saluran telinga dan menyebabkan gatal-gatal, nyeri serta tuli yang bersifat sementara. Dokter akan membuang serumen dengan cara menyemburnya secara perlahan dengan menggunakan air hangat (irigasi). Tetapi jika dari telinga keluar nanah, terjadi perforasi gendang telinga atau terdapat infeksi telinga yang berulang, maka tidak dilakukan irigasi.
Jika terdapat perforasi gendang telinga, air bisa masuk ke telinga tengah dan kemungkinan akan memperburuk infeksi. Pada keadaan ini, serumen dibuang dengan menggunakan alat yang tumpul atau dengan alat penghisap. Biasanya tidak digunakan pelarut serumen karena bisa menimbulkan iritasi atau reaksi alergi pada kulit saluran telinga, dan tidak mampu melarutkan serumen secara adekuat.


3.      Perikondritis
Perikondritis adalah suatu infeksi pada tulang rawan (kartilago) telinga luar.
Perikondritis bisa terjadi akibat:
-cedera
-gigitan seerangga
- pemecahan bisul dengan sengaja.
Nanah akan terkumpul diantara kartilago dan lapisan jaringan ikat di sekitarnya (perikondrium). Kadang nanah menyebabkan terputusnya aliran darah ke kartilago, menyebabkan kerusakan pada kartilago dan pada akhirnya menyebabkan kelainan bentuk telinga. Meskipun bersifat merusak dan menahun, tetapi perikondritis cenderung hanya menyebabkan gejala-gejala yang ringan. Untuk membuang nanahnya, dibuat sayatan sehingga darah bisa kembali mengalir ke kartilago. Untuk infeksi yang lebih ringan diberikan antibiotik per-oral, sedangkan untuk infeksi yang lebih berat diberikan dalam bentuk suntikan. Pemilihan antibiotik berdasarkan beratnya infeksi dan bakteri penyebabnya. (medicastore).
Ada banyak lagi gangguan yang terjadi pada alat pendengaran kita ini, misalnya tumor, cedera, eksim, otitis dan lain-lain.


D.     Alat Bantu Pendengaran
1.      Model dalam telinga ( ITE )
Alat bantu dengan Model dalam telinga (In the ear aids (ITC) dapat digunakan untuk penderita gangguan pendengaran kategori ringan sampai dengan kategori sedang. Alat ini memberikan kenyamanan yang lebih kepada pemakainya karena terletak pada bagian dalam dan tidak tampak dari luar. Didalam komponen alat ini terpasang telecoil yang merupakan suatu kumparan magnet kecil yang dapat memungkinkan pengguna alat bantu dengar tersebut untuk lebih nyaman dalam bertelpon.

 2.      Model belakang telinga (BTE)
Jenis ini dipasang pada bagian belakang telinga.dapat digunakan pada kondisi kerusakan telinga kategori ringan sampai berat. alat ini menggunakan komponen cetakan teliga yang berfungsi sebagai penjernih suara.

3.      Bentuk canal
Bentuk Canal tersebut terdiri atas dua jenis yaitu ITC dan ICC. Alat Bantu dengar jenis ITC bentuk dan ukurannya dapat disesuaikan dengan penggunanya. Alat bantu jenis ini relatif berukuran kecil. Jenis lain adalah ICC. Alat ini terletak di dalam saluran telinga. Kedua alat ini memang sangat nyaman digunakan karena ukurannya yang kecil. Namun untuk kedua macam lat bantu ini hanya memiliki ruang sedikit yang dapat digunakan untuk menyimpan cadangan batere dan mikrofon yang terpasang di dalamnya. Alat ini kurang dianjurkan untuk penderita dengan gangguan pendengaran yang cukup berat dan juga kurang disarankan untuk dipakai oleh anak anak

4.      Bantu dengar untuk bayi

a.      Body Aids
Merupakan alat bantu dengar yang dipergunakan untuk anak dalam usia balita. Cenderung lebih ekonomis dibandingkan model sekelasnya. Mudah untuk digunakan karena mempunyai kemampuan penggeseran pada mikrofon yang digunakan, jadi tidak harus mendekatkan telinga ke sumber suara. alat ini tidak mudah hilang, pasalnya penggunaan mirip dengan radio ukuran kecil atau walkman. Alat ini memiliki kekurangan pada penerimaan suara yang sama antara telinga kiri dan kanan. Anak yang menggunakan alat ini juga tidak mampu mengetahui sumber suara karena hanya memiliki satu pengeras suara dan penerima. Kemungkinan adanya feedback terhadap suara dapat terjadi jika cetakan telinga tidak sesuai dengan ukuran


b.      OTE
Memiliki kemampuan untuk memebedakan arah suara karena memiliki alat pengolah suara yang cukup baik. Memiliki pengaturan yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan dengar balita yang menggunakannya. Alat ini dapat memebedakan arah sumber suara baik kanan, kiri, depan, dan belakang, kenyamanan alat ini juga sudah diakui.

5.      Komponen bagian dalam dari alat bantu dengar
Alat bantu dengar yang digunakan pada orang dengan gangguan telinga, pada bagian dalamnya memiliki tiga sirkuit elektronik yang diantaranya Digital, Programmable Analogue, dan juga Conventional Analogue.


a.      Digital
Sirkuit digital ini merupakan inovasi paling canggih fleksibel yang memberikan kenyamanan yang luar biasa bagi penggunanya. Sirkuit ini dirancang dan diprogram dengan menggunakan komputer. Dalam pemakaiannya juga sangat nyaman dimana kita dapat mengatur berbagai macam hal yang dapat memperjelas kualitas dari suara yang akan didengar. Kinerja alat ini juga dapat sangat disesuaikan dengan keadaan pemakainya, misalnya apabila telinga si pengguna kurang dapat mendengar suara bisikan dari lawan bicara, maka dengan alat ini dapat dilakukan pembesaran volume suara dan memperhalus suara latar, dan juga meminimalisir kebisingan yang dapat mengganggu kejernihan pedengaran. Ditambah sirkuit digital ini memiliki kemampuan dalam penciptaan suatu alat bantu pendengaran yang mempunyai tingkat pengelolaan suara yang maksimal.
Nilai tambah sirkuit digital
  • Peredam Feedback yang memungkinkan alat ini dapat mengawasi bunyi lengkingan yang ada. Sistem digital tadilah yang meredam dan melenyapkan bunyi feedback tersebut.
  • Directionality adalah suatu teknologi dimana terdapat mikrofon yang dapat mengenali dan mengetahui arah sumber suara yang didengar. Dengan kemampuan itu dapat dilakukan proses pemaksimalan sumber suara yang diinginkan dan pengurangan sampai pelenyapan pada sumber suara yang tidak diinginkan. Seperti halnya jika ingin fokus terhadap percakapan yang sumber suara berasal dari depan, maka kebisingan dari sumber suara bagian belakang dapat dikurangi dan pemaksimalan suara dari arah depan memungkinkan untuk dilakukan. Teknologi ini telah diakui secara ilmiah sebagai salah satu temuan yang paling penting dalam memciptakan pemahaman percakapan ditengah kebisingan.
  • Alat bantu dengar digital juga memiliki kemampuan Multi Program dimana terdapat berbagai macam tombol yang dapat disesuaikan dengan keadaan. Misalnya situasi bising, senyam ataupun keadaan ramai dapat disesuaikan kualitas volume dan kejernihan suaranya melalui tombol yang tesedia.
  • Sirkuit digital juga memberikan fasilitas peredam bising dalam pemakaiannya. Dengan peredam bising ini memungkinkan untuk melenyapkan suara yang dianggap mengganggu pendengaran.
6.      Analog yang dapat diprogram
Untuk sirkuit dengan jenis ini dapat diupayakan pengaturan ulang dan sesuai dengan kebutuhan pengguna alat tersebut. Dengan kemampuan seperti ini Programmable Analogue menghadirkan suatu alat bantu dengar yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan pemakainya


a.      Analog konvensional
Dibandingkan dengan kedua sirkuit yang telah di sebutkan diatas, sirkuit Conventional Analogue ini lebih sederhana. Dari mulai pengaturan dari volume yang diinginkan dilakukan secara manual. Selain itu Conventinal Analogue tidak menawarkan pengaturan ulang ataupun di program kembali sesuai kebutuhan. Daya saring akan suara-suara lembut dan juga suara yang cenderung keras tidak tersedia, jadi baik suara halus lembut ataupu keras sama-sama dilakukan pengerasan volume terhadap keduanya.


7.      Perkembangan

a.      Model Generasi Micro Style
Dapat terbaca dari namanya saja pastinya alat ini memiliki ukuran yang kecil dan berbadan tipis. Alat ini dapat disembunyikan dibagian belakang telinga. Dengan ukuran dan bentuk seperti ini, para pemakai akan terlena dan tidak akan merasa seperti sedang menggunakan alat bantu untuk mendengar, kecuali saat melepasnya barulah dirasakan perbedaan sebelum dan setelah melepas alat ini


b.      Nirkabel
Tidak hanya koneksi Internet saja yang menggunakan nirkabel namun alat bantu dengarpun menggunakan hal ini untuk mengikuti perkembangan teknologi. Teknologi nirkabel seperti ini sudah banyak dikembangkan seperti halnya pemakaian sistem FM yang dapat membantu proses belajar mengajar pada anak-anak dengan gangguan pendengaran yang rentan sekali terhadap kebisingan Teknologi ini juga sudah dilengkapiaplikasi Bluetooth dalam penggunaanya.


c.       Implan telinga tengah (MEI)
Alat bantu dengar model ini pada tulang telinga tengah dilekatkan seperangkat alat yang berukuran mini. Alat ini bekerja untuk menggetarkan tulang telinga dan memperkuat suara-suara yang masuk kedalam telinga tersebut sehingga dapat memaksimalkan pendengaran.

Shofiyyah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar



إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ

“Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama” (QS. Fathir: 28).

Ibnu Katsir rahimahullah berkata, “Sesungguhnya yang paling takut pada Allah dengan takut yang sebenarnya adalah para ulama (orang yang berilmu). Karena semakin seseorang mengenal Allah Yang Maha Agung, Maha Mampu, Maha Mengetahui dan Dia disifati dengan sifat dan nama yang sempurna dan baik, lalu ia mengenal Allah lebih sempurna, maka ia akan lebih memiliki sifat takut dan akan terus bertambah sifat takutnya.” (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 6: 308).