Jumat, 27 September 2013

Difusi Manusia

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Osmosis dan difusi merupakan istilah yang kita kenal dalam ilmu biologi. Dalam kehidupan sehari-hari kita sering menemukan peristiwa-peristiwa osmosis ataupun difusi. Sebagai contoh peristiwa osmosis adalah penggunaan kentang untuk menyerap kelebihan garam pada masakan, sedangkan contoh peristiwa difusi adalah ketika kita menyemprotkan parfum sehingga baunya akan menyebar ke seluruh ruangan. Peristiwa osmosis dan difusi juga terjadi di dalam tubuh kita, sebagai contoh di dalam sel darah merah yang mana hal tersebut diakibatkan oleh keadaan protoplasma. Dan perlu kita ketahui bahwa peristiwa osmosis maupun difusi memegang peranan penting dalam sistem kehidupan.
Dengan adanya praktikum dan penelitian ini diharapkan kita dapat memahami bagaimana sebenarnya peristiwa osmosis dan difusi, serta pengertian tentang kedua istilah tersebut.

BAB II

Keadaan Lingkungan Sel
Lingkungan sel itu selamanya berupa cairan. Sebagai contoh sel-sel badan kita terdapat dalam cairan interstisium yang berasal dari darah.  Sel kulit yang terletak paling luar adalah sel-sel mati. Di bawah sel-sel mati inilah terdapat sel-sel hidup yang sebagaimana halnya dengan sel hidup lainnya, selalu berada di dalam suatu cairan. Dan kenyataannya dimana terdapat sel-sel hidup yang langsung berhubungan dengan dunia luar, seperti pada epitel yang melapisi saluran-saluran pernapasan dan kornea mata. Ada sel kelenjar yang selalu menjaga agar permukaan tersebut tetap basah. Nama umum dari cairan yang mengelilingi sel-sel itu adalah cairan ekstra sel atau CES. Tiap molekul atau ion yang diperlukan suatu sel diperoleh dari cairan ekstra sel ini dan hasil atau limbah yang dibuat oleh sel itu ditampung dalam cairan tersebut. Komponen utama dari CES adalah air. Di dalam pelarut ini terdapatlah molekul-molekul dan ion-ion yang dibutuhkan sel-sel dalam melaksanakan fungsinya, antara lain gas (oksigan dan karbondioksida), berbagai ion anorganik, zat-zat organik seperti makanan dan vitamin, serta hormon. Di samping itu CES juga berfungsi mengangkut limbah dari sel (1983: 120).

Mekanisme Pertukaran Materi Melalui Membran Biologi
Mekanisma pertukaran zat antara sel dan CES  terjadi melalui lima proses, yaitu: difusi, osmosis, transpor aktif, endositosis, dan eksositosis  (1983: 121).
Beberapa material berpindah secara pasif melalui proses fisika seperti difusi dan osmosis. Materi-materi lain dipindahkan di dalam dan di luar sel dengan prroses seperti transpor aktif, yang mana membutuhkan sel untuk mengeluarkan energi (Berg, 2008: 58).

 Difusi
            Difusi dapat terjadi karena gerakan acak kontinu yang menjadi ciri khas molekul yang tidak terikat dalam suatu zat padat. Tiap molekul bergerak secara lurus sampai ia bertabrakan dengan molekul lainnya (1983: 122).
Ketika partikel suatu zat dapat bergerak bebas tanpa terhambat oleh gaya tarik, maka dalam jangka waktu tertentupartikel-partikel itu akan tersebar merata dalam ruang yang ada. Sampai distribusi merata seperti itu terjadi, akan terdapat lebih banyak partikel yang bergerak dari daerah tempat partikel itu lebih pekat ke daerah yang partikelnya kurang pekat, lalu terjadi sebaliknya dan secara menyeluruh gerakan partikel pada arah tertentu disbut difusi. Suatu sifat penting proses difusi adalah bahwa partikel berbagai zat bebas berdifusi satu sama lain (1991: 135).

Osmosis
            Pada hakekatnya osmosis adalah suatu proses difusi. Para ahli kimia mengatakan bahwa osmosis adalah difusi dari tiap pelarut melalui suatu selaput yan permeabel secara diferensial. Membran sel yang meloloskan molekul tertentu, tetapi menghalangi molekul lain dikatakan permeabel secara differensial. Pelarut universal adalah air. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa osmosisadalah difusi air melalui selaput yang permeabel secara diferensial dari suatu tempat berkonsentrasi tinggi ke tempat berkonsentrasi rendah. Perlu dikatakan bahwa “konsentrasi” di sini adlah konsentrasi pelarutnya, yaitu air dan bukan konsentrasi dari zat yang larut (molekul, ion) dalam air itu. Pertukaran air antara sel dan lingkungannya adalah suatu faktor yang begitu penting sehingga dibutuhkan suatu penamaan khusus yaitu osmosis (1983: 123).
Osmosis dapat didefinisikan sebagai gerakan bersih (netto) pelarut dari suatu larutan lemah (pelarut murni) ke larutan lebih kuat jika larutan itu dipisahkan oleh selaput semi-permeabel, yaitu yang permeabel terhadap pelarut tetapi tidak terhadap bahan terlarut. Dari apa yang disebutkan akan jelas bahwa osmosis bukanlah suatu proses yang berbeda dari difusi, melainkan hanyalah istilah untuk menyatakan difusi bahan pelarut melalui selaput semi-permeabel (1991: 140).
Alat ukur osmosis disebut osmometer. Umumnya osmometer adalah perkakas laboratorium, tapi sel hidup dapat pula dianggap sebagai sistem osmotik (Frank, 1992: 46).

BAB III

 Cara Kerja Praktikum
  1. Disiapkan tiga buah obyek glass cekungdan tiga buah deck glass
  2. Obyek glass 1 ditetesi larutan NaCl 0,9%
  3. Obyek glass II ditetesi larutan glukosa
  4. Obyek glass III ditetesi aquades
  5. Pada masing-masing deck glass ditambahkan darah
  6. Diamati di bawah mikroskop, bagaimana perubahan yang terjadi?

Darah Biasa
Setelah dilakukan pengamatan dengan menggunakan mikroskop, pada sel darah merah yang ditambahkan larutan apapun (darah asli), terlihat bahwa di dalam darah terdapat organel-organel sel, tetapi yang paling jelas terlihat hanya nukleus. Sel darah merah terlihat bertmpuk-tumpuk.
Sel-sel darah merah mempunyai bentuk cakra. Seperti halnya sel-sel lainnya, sel darah merah juga memiliki organel-organel sel, sperti nukleus, sitoplasma, membran sel, serta organel-organel sel lainnya. Tetapi dari semua organel tersebut, yang paling menonjol adalah inti sel atau nukleus (Kimball, 1983: 515).

Darah + Aquades
Darah yang sudah ditetesi dengan aquades hanya terlihat berwarna merah merata dan organel-organel selnya tidak terlihat. Ini terjadi karena campuran tersebut merupakan larutan hipotonis, dimana darah sebagai zat terlarut dan aquades sebagai zat pelarut. Konsentrasi darah lebih kecil daripada konsentrasi aquades sehingga darah terlarut.
Larutan hipotonis merupakan larutan yang konsentrasi zat terlarutnya lebih tinggi daripada konsentrasi zat pelarutnya (Berg, 2008: 60).

Darah + Larutan NaCl 0,9%
Darah yang sudah ditetesi larutan NaCl  0,9% bentuk dan wujud sel darah merahnya tetap tidak berubah. Hal ini karena larutan campuran antara darah dan larutan NaCl merupakan larutan isotonis yang mana konsentrasi antara zat terlarut (darah) dan zat pelarut (larutan NaCl) sama.
Larutan yang memiliki konsentrasi zat terlarut dan pelarutnya sama disebut larutan isotonis (Berg, 2008: 60).

Darah + Larutan Glukosa
Darah yang ditetesi dengan larutan glukosa, inti selnya terlihat mengumpul. Ini terjadi karena sel darah merah mengkerut yang disebabkan larutan campuran antara darah dan larutan glukosa merupakan larutan hipertonis, yang mana konsentrasi zat terlarut (darah) lebih kecil daripada konsentrasi zat pelarut (larutan glukosa). Peristiwa ini disebut plasmolisis yaitu lepasnya plasma dari membran sel.
Larutan hipertonis merupakan larutan yang konsentrasi zat terlarutnya lebih rendah daripada konsentrasi zat pelarutnya (Berg, 2008: 60).
Protoplasma yang kehilangan air akan menyusut volumenya dan akhirnya dapat terlepas dari dinding sel, peristiwa ini kita sebut plasmolisis (Putro, 1994: 77).

Difusi dan Osmosis
Pada hakekatnya osmosis merupakan proses difusi. Perbedaannya hanya pada pengertian dan jalan prosesnya. Difusi merupakan perpindahan atau pergerakan zat dari zat yang berkonsentrasi tinggi ke zat yang berkosentrasi rendah. Sedangkan osmosis merupakan perpindahan atau pergerakan zat dari zat yang berkonsentrasi rendah ke zat yang berkonsentrasi tinggi.
Difusi merupakan proses perpindahan partikel (atom, molekul atau ion) dari bagian yang memiliki konsentrasi lebih tinggi ke bagian yang memiliki konsntrasi lebih rendahsebagai hasil dari gerak acak. Osmosis merupakan perpindahan air (sebagai pelarut utama pada sistem biologi) dengan difusi pada membran permeabel selektif (Berg, 2008: 59).

Contoh dari peristiwa difusi antara lain penyemprotan parfum yang nantinya akan menyebar ke seluruh ruangan  dan larutan air dan gula. Sedangkan contoh peristiwa osmosis adalah adalah kentang yang menyerap garam pada masakan dan sel darah merah jika dimasukkan ke dalam air murni.
Sebagai contoh peristiwa difusi adalah setetes parfum akan menyebar ke seluruh ruangan (difusi gas dalam medium udara). Molekul dari sesendok gula akan menyebar ke seluruh volume air di gelasmeskipun tanpa diaduk (difusi zat padat dalam medium air), hingga kerapatan zat tersebut merata (Nawang, 2001: 5).
Bila sel darah merah ditempatkan di dalam air larut, maka air akan keluar dari sel dengan cara osmosis dan sel mengerut (1983, 124).

                                                                             BAB 1V

Pada hakekatnya osmosis merupakan proses difusi. Perbedaannya hanya pada pengertian dan jalan prosesnya. Difusi merupakan proses perpindahan partikel (atom, molekul atau ion) dari bagian yang memiliki konsentrasi lebih tinggi ke bagian yang memiliki konsntrasi lebih rendahsebagai hasil dari gerak acak. Osmosis merupakan perpindahan air (sebagai pelarut utama pada sistem biologi) dengan difusi pada membran permeabel selektif. Contoh dari peristiwa difusi antara lain penyemprotan parfum yang nantinya akan menyebar ke seluruh ruangan  dan larutan air dan gula. Sedangkan contoh peristiwa osmosis adalah adalah kentang yang menyerap garam pada masakan dan sel darah merah jika dimasukkan ke dalam air murni.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar



إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ

“Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama” (QS. Fathir: 28).

Ibnu Katsir rahimahullah berkata, “Sesungguhnya yang paling takut pada Allah dengan takut yang sebenarnya adalah para ulama (orang yang berilmu). Karena semakin seseorang mengenal Allah Yang Maha Agung, Maha Mampu, Maha Mengetahui dan Dia disifati dengan sifat dan nama yang sempurna dan baik, lalu ia mengenal Allah lebih sempurna, maka ia akan lebih memiliki sifat takut dan akan terus bertambah sifat takutnya.” (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 6: 308).