Jumat, 27 September 2013

Sirkulasi Janin




SIRKULASI DARAH JANIN

Pada janin masih terdapat fungsi foramen ovale,duktus arteriosus botali,duktus venosus arantii danarteri umbilikalis mula-mula darah yang kaya oksigen dan nutrisi yang berasal dari plasenta melaluivena umbilikalis masuk ke dalam tubuh janin.sebagian besar darah tersebut melalui duktus venosusarantii,di dalam atrium dekstra sebagian besar darah ini akan mengalir secara fisiologik ke atriumsinistra melalui foramen ovaleyang terletak diantara dekstra dan atrium sinistra.

Dari atrium sinistraselanjutnya darah ini mengalir ke ventrikel kiri yang kemudian akan dipompakan ke aorta.Hanya sebagian kecil darah dari atrium dekstra mengalir ke ventrikel dekstra bersama-samadengan darah yang berasal dari vena cava superior.karena terdapat tekanan dari paru-paru yangbelum berkembang,sebagian besar darah dari ventrikel dekstra ini yang seyogianya mengalir melaluiarteri pulmonaliske paru-paru akan mengalir melalui duktus arteriosus botali ke aorta,sebagian kecilakan menuju ke paru-paru dan selanjutnya ke atrium sinistra melalui vena pulmonalis.darah dari aortaakan mengalir keseluruh tubuh janin untuk memberi nutrisi oksigenasi pada sel-sel tubuh.

Darah dari sel-sel tubuh yang miskin oksigen serta penuh dengan sisa-sisa pembakaran akandialirkan ke plasenta melalui arteri umbilikalis,seterusnya diteruskan ke peredaran darah dikotiledondan jonjot-jonjot dan kembali melalui vena umbilikalis demikian seterusnya,sirkulasi janin iniberlangsung ketika janin berada di dalam uterus.ketika janin dilahirkan,segera bayi menghisap udaradan menangis kuat,dengan demikian paru-parunya akan berkembang,tekanan dalam paru-parumengecil dan seolah-olah darah terisap ke dalam paru-paru,dengan demikian duktus botali tidakberfungsi lagi,demikian pula karena tekanan dalam atrium sinistra meningkat foramen ovale akantertutup sehingga foramen tersebut selanjutnya tidak berfungsi lagi.

Akibat dipotong dan diikatnya tali pusat arteri umbilikalis dan duktus venosus arantii akanmengalami obiliterasi,dengan demikian setelah bayi lahir maka kebutuhan oksigen dipenuhi olehudara yang dihisap ke paru-paru dan kebutuhan nutrisi dipenuhi oleh makanan yang dicerna dengansistem pencernaan sendiri.

PENGATURAN KARDIOVASKULER



                   Mekanisme Pengaturan Lokal
1.      Autoregulasi
Autoregulasi adalah kapasitas jaringan untuk mengatur aliran darahnya sendiri. Kebanyakan pembuluh darah memiliki kapasitas intrinsik untuk mengompensasi perubahan moderat pada tekanan perfusi dengan mengubah tahanan pembuluh sehingga aliran darah relatif konstan.
2.      Metabolit Vasodilator
Perubahan metabolit yang menghasilkan vasodilatasi pada kebanyakan adalah rsfingter prakapiler. Peningkatan CO2 dan osmolalitas juga mendilatasikan pembuluh. Peningkatan suhu menimbulkan efek vasodilator langsung, dan peningkatan suhu di jaringan aktif turut membantu terjadinya vasodilatasi. K+ dan laktat berperan pada dilatasi.
3.      Vasokonstriksi Setempat
Arteri dan arteriol yang cidera berkonstriksi secara kuat. Konstriksi sebagian disebabkan oleh pembebasan serotonin setempat dari trombosit yang melekat pada dinding pembuluh yang cidera.
B.     Zat yang Disekresi Oleh Endotel
Sel-sel endotel membentuk organ yang mengeluarkan zat vasoaktin, antara lain adalah prostaglandin dan tromboksan, nitrat oksida, dan endotelin.
1.      Prostasiklin dan Tromboksan A2
Prostasiklin dihasilkan oleh sel endotel dan Tromboksan A2 dihasilkan oleh trombosit. Tromboksan A2 meningkatkan agregasi trombosit dan vasokonstriksi, sedangkan prostasiklin menghambat agregasi trombosit dan meningkatkan vasodilatasi. Keseimbangan antara tromboksan A2 dan prostasiklin trombosit meningkatkan agregasi trombosit local dan menimbulkan pembentukan bekuan sekaligus mencegah perluasan bekuan yang berlebihan dan mempertahankan aliran darah sekitarnya.
2.      Nitar Oksida
Nitar Oksida (NO) disintesis dari arginin yang dikatalis oleh nitrat oksida sintase. Saat ini terdapat 3 bentuk iso NO sintase terdapat 3, yaitu NOS 1 (di system saraf), NOS 2 (di makrofag dan sel imun lain), NOS 3 (di sel endotel). NOS 1 dan 3 diaktifkan oleh zat yang meningkatkan konsentrasi Ca2+ intrasel, termasuk vasodilator asetikolin dan bradikinin. NO yang dihasilkan oleh sel endotel berdifusi ke dalam sel otot polos, dan bertindak sebagai perantara relaksasi otot polos vaskular. NO juga berperan dalam remodeling vaskular dan angiogenesis. Ereksi penis juga dihasilkan oleh pelepasan NO yang menyebabkan vasodilatasi.
3.      Endotelin
Sel endotel menghasilkan endotelin-1, endotelin-2, dan endotelin-3. Ketiga endotelin tersebut adalah anggota famili 3 polipeptida yang mengandung 21 asam amino.
·         endotelin-1
Di sel endotel, produk gen endotelin-1 diproses untuk menjadi suatu prahormon 39-asam amino, yaitu big endotelin-1 yang memiliki aktivitas endotelin-1 sekitar 1%. Prahormon diputus di ikatan Trp-val converting enzyme.
C.    Pengaturan Sistemik Oleh Hormon
Hormon vasodilator antara lain adalah kinin, VIP, dan ANP. Hormone vasokonstriktor dalam darah adalah vasopresin, norepinefrin, epinefrin, angitensin II.
 
§  Kinin
Di tubuh terdapat dua peptide yang berkaitan yang disebut kinin, diantaranya adalah nonapeptida bradikinin dan dekapeptida lisilbradikinin (kalidin). Kedua peptida ini dibentuk dari dua protein precursor, high-molekuler-weight kininogen dan low-molekuler-weight kininogen melalui alternative splicing. Kinin menyebabkan kontraksi otot polos visseral, tetapi menyebabkan relaksasi otot polos vascular melalu NO, yang menurunkan tekanan darah. Kinin juga meningkatkan permeabilitas kapiler, menarik leukosit, dan menyebabkan nyeri apabila disuntikkan di bawah kulit.
 
§  Hormon natriuretik
Peptida  natriuretik atrium yang disekresi oleh jantung mengantagonisasi kerja berbagai agen vasokonstriktor dan menurunkan tekanan darah.
 

Vasopressin adalah suatu vasokonstriktor kuat, tetapi apabila disuntikkan pada individu normal akan menimbulkan kompensasi penurunan curah jantung sehingga terjadi sedikit perubahan pada tekanan darah. Norepinefrin memiliki efek vasokonstriktor umum, sedangkan epinefrin mendilatasikan pembuluh di otot rangka dan hati. Oktapeptida angiotensin II memiliki efek vasokonstriksi umum, yang dibentuk dari angiotensin I yang dibebaskan oleh kerja rennin dari ginjal pada angiotensinogen dalam darah.
D.    Pengaturan Sistemik Oleh Sistem Saraf
1)      Mekanisme Pengaturan Oleh Saraf
Semua pembuluh darah kecuali kapiler dan venula mengandung otot polos dan menerima serabut saraf motorik dari divisi simpatis susunan saraf otonom. Serabut yang mensarafi pembuluh tahanan mengatur aliran darah jaringan dan tekanan arteri. Serabut yang mensarafi pembuluh kapasitans vena mengubah-ngubah volume darah yang dismpan di vena. Konstriksi vena dihasilkan oleh ransang yang juga mengaktifkan saraf vasokonstriktor  yang menuju arteriol. Akibatnya, penurunan kapasitas vena meningkatkan arus balik vena, dan menggeser darah ke arah arteri di sirkulasi.
 
2)      Persarafan Pembuluh Darah
Serabut noradrenergik berfungsi sebagai vasokonstriktor. Selain persarafan vasokonstriktor, pembuluh tahanan pada otot rangka di persarafi oleh serabut vasodilator yang bersifat kolinergik.  Berkas serabut noradrenergic dan kolinergik membentuk suatu fleksus pada lapisan adventisia arteriol. Transmitter mencapai bagian dalam media dengan cara difusi , dan arus menyebar dari satu sel otot polos ke sel yang lain melalui taut celah. Serabut vasokonstriktor yang menuju kebanyakan pembuluh darah memiliki sejumlah aktivitas tonik, sedangkan pada vasodilatasi tidak terdapat pelepasan impuls tonik. Sebagian saraf kolinergik juga mengandung VIP yang menimbulkan vasodilatasi. 
 
3)      Persarafan Jantung
Impuls di saraf simpatik noradrenergik yang menuju jantung meningkatkan frekuensi denyut jantung dan kekuatan kontraksi jantung, serta menghambat stimulasi vagus.
 
4)      Pengaturan vasomotor
Aktivitas reflex spinal mempengaruhi tekanan darah , tetapi kendali utama tekanan darah dilakukan oleh kelompok neuron di medulla oblongata yang disebut sebagai daerah vasomotor atau pusat vasomotor. Impuls yang sampai ke medulla juga mempengaruhi denyut jantung melalui pelepasan impuls vagus ke jantung. Bila pelepasan impuls vasokonstriktor meningkat, kontraksi arteriol dan tekanan darah juga meningkat.
 
5)      Serabut aferen yang menuju daerah vasomotor




Autoregulasi


Autoregulasi adalah kapasitas jaringan untuk mengatur aliran darahnya sendiri. Kebanyakan pembuluh darah memiliki kapasitas intrinsik untuk mengompensasi perubahan moderat pada tekanan perfusi dengan mengubah tahanan pembuluh sehingga aliran darah relatif konstan.

Tekanan darah arteri rata-rata

Tekanan darah merupakan salah satu konsep yang wajib diketahui oleh perawat. Termasuk salah satu dari komponen tanda-tanda vital. Ada cara mudah dalam memahami tekanan darah. Tekanan darah adalah tekanan atau gaya lateral darah yang bekerja pada dinding pembuluh darah. Proses tekanan ini, sebetulnya dimulai pada saat darah keluar dari jantung, beredar ke seluruh tubuh dan kembali lagi ke jantung. Karena pembuluh darah darah terbagi 2, yaitu arteri dan vena, maka tekanan darah juga dapat diklasifikasikan menjadi 2 macam, yaitu tekanan darah arteri dan tekanan darah vena. 
 
Tekanan darah yang kita kenal sehari-hari adalah adalah tekanan darah arteri. Yang pengukurannya menggunakan alat yang disebut sphygmomanometer atau tensian, bahasa umumnya. Sedangkan tekanan darah vena diukur dengan menggunakan CVP (Central Venous Pressure) atau tekanan vena sentral.

Dalam mengukur tekanan darah arteri, kita mengukur bagaimana kondisi jantung dalam memompa darah. Ada dua hasil yang kita temui. Yaitu sistolik dan diastolik, seperti yang orang awam ketahui pada umumnya. Tekanan tertinggi terjadi selama ejeksi jantung dan disebut tekanan sistolik (Normalnya 120 mmHg), yaitu saat ventrikel kontraksi. Titik terendah dalam siklus ini disebut diastolik yaitu saat ventrikel relaksasi (Normalnya 80mmHg). Selisih tekana sistolik dan tekanan diastolik disebut Pulse Pressure (Tekanan Nadi) Dan akan terus berubah sesuai dengan pertambahan usia. Sedangkan tekanan darah vena, dengan mudah kita dapat dengan CVP. Nilai normalnya di sternum 0 – 5 cmH2O, Midaxilla line = 5 – 15 cmH2O

Kembali ke pengukuran tekanan darah arteri, karena didapatkan dua hasil (Sistolik dan diastolik), maka kita perlu mencari tekanan arteri yang sebenarnya. Tekanan darah arteri rata-rata bisa didapatkan dengan sebuah rumus yaitu :

MAP = (S + 2D)/3
 
MAP = Mean Arterial Pressure/tekanan arteri rata-rata
S = Tekanan darah sistolik
D = Tekanan darah diastolik

Jadi perhitungannya, apabila seseorang mempunyai tekanan darah arteri 120/80 mmHg, maka MAP/tekanan arteri rata-ratanya adalah (120 + 160) atau 280/3 yaitu 93,4 mHg.

Hal ini penting diketahui oleh dokter dan perawat, karena tekanan darah arteri menggambarkan kondisi tekanan darah yang ada pada darah saat keluar dari jantung. Tekanan yang rendah mengakibatkan suplai darah kurang ke jaringan. Sehingga, oksigen dan sari-sari makanan tidak tersampaikan, dan akhirnya dapat terjadi penurunan metabolisme tubuh. Kondisi ini yang dinamakan dengan hipoksia.

Definisi Fisiologi Tekanan Darah

Untuk memahami penyakit-penyakit yang berhubungan dengan nilai tekanan darah, seperti Hipertensi (tekanan darah tinggi) atau Hipotensi (tekanan darah rendah), atau lebih jauh lagi Shock (Penurunan tekanan darah yang ekstrim, sehingga darah tidak dapat sampai ke organ-organ vital tubuh, dan terjadi kegagalan fungsi), dibutuhkan konsep dasar yang lebih dari itu.

Tekanan darah, secara fisiologi dapat didefinisikan sebagai

BP = CO x SVR

BP = Blood Pressure/tekanan darah
CO = Cardiac output/ Curah jantung (Jumlah darah yang keluar dari jantun dalam waktu 1 menit)
SVR = Systemic Vascular Resisten/ Tahanan pembuluh darah sistemik (resistensi dinding pembuluh
darah terhadap aliran darah.


CO = SV x P

SV = Stroke Volume/volume sekuncup (jumlah darah yang dipompakan keluar jantung 1x pompaan)
P = Pulse/Nadi dalam satu menit

  BP = SV x P x SVR

Penjelasan :
Sudah jelas bahwa, tekanan darah itu sendiri merupakan perkalian dari 3 komponen yaitu Stroke volume, nadi dan tahanan dinding pembuluh darah. Sehingga dengan kata lain, dapat kita simpulkan bahwa ada tiga faktor yang mempengaruhi besar kecilnya tekanan darah yaitu, jumlah darah yang keluar dari jantung (SV), Denyut jantung (P) serta keadaan dinding pembuluh darah (SVR). 

Kita dapat mengambil analogi hitungan anak SD, yaitu 2 x 3 x 4 = 24. Apabila angka 2 diganti dengan 1 (diturunkan) tentu saja hasilnya akan turun menjadi 12, karena 1 x 3 x 4 = 12 he…....3x ^_^. Begitu juga dengan tekanan darah, kalau ada salah satu dari 3 unsur tersebut mengalami perubahan nilai, maka akan terjadi perubahan nilai juga pada tekanan darah.

Contoh kasus :

Pada orang dengan perdarahan hebat, jumlah darah yang ada dalam tubuh menjadi berkurang. Hal itu mengakibatkan darah yang masuk ke jantung menjadi sedikit, sehingga stroke volume jadi kecil/jadi sedikit. Karena terjadi penurunan stroke volume, akhirnya mengakibatkan tekanan darah menjadi turun. Kalau hal ini berlangsung ekstrim, terus-menerus dan tidak ditolong, seseorang dapat mengalami kematian, disebabkan kegagalan fungsi organ akibat tidak adanya suplai oksigen dan nutrisi untuk metabolisme yang dibawa oleh darah. Kondisi inilah yang disebut dengan shock hipovolemik.

Aliran darah

1. Darah
Bagian-bagian darah

Sel-sel darah (bagian yg padat)
Eritrosit (sel darah merah)
Leukosit (sel darah putih)
Trombosit (keping darah)



Plasma Darah (bagian yg cair)
Serum
Fibrinogen

Fungsi Darah
Darah mempunyai fungsi sebagai berikut :
1. Mengedarkan sari makanan ke seluruh tubuh yang dilakukan oleh plasma darah
2. Mengangkut sisa oksidasi dari sel tubuh untuk dikeluarkan dari tubuh yang dilakukan oleh plasma darah, karbon dioksida dikeluarkan melalui paru-paru, urea dikeluarkan melalui ginjal
3. Mengedarkan hormon yang dikeluarkan oleh kelenjar buntu (endokrin) yang dilakukan oleh plasma darah.
4. Mengangkut oksigen ke seluruh tubuh yang dilakukan oleh sel-sel darah merah
5. Membunuh kuman yang masuk ke dalam tubuh yang dilakukan oleh sel darah putih
6. Menutup luka yang dilakuakn oleh keping-keping darah
7. Menjaga kestabilan suhu tubuh.

2. Jantung
Jantung manusia dan hewan mamalia terbagi menjadi 4 ruangan yaitu: bilik kanan, bilik kiri, serambi kanan, serambi kiri. Pada dasarnya sistem transportasi pada manusia dan hewan adalah sama.

3. Pembuluh Darah
Ada 3 macam pembuluh darah yaitu: arteri, vena, dan kapiler (yang merupakan pembuluh darah halus)
  1. Pembuluh NadiTempat Agak ke dalam,Dinding Pembuluh Tebal, kuat, dan elastis ,Aliran darah Berasal dari jantung ,Denyut terasaKatup ,Hanya disatu tempat dekat jantung ,Bila ada luka Darah memancar keluar
  2. Pembuluh Vena,Dinding Pembuluh Tipis, tidak elastis,Dekat dengan permukaan tubuh (tipis kebiru-biruan),Aliran darah Menuju jantung,Denyut tidak terasa,Katup Disepanjang pembuluh,Bila ada luka Darah Tidak memancar.
      3.  Getah Bening
              Disamping darah sebagai alat transpor, juga terdapat cairan getah bening. Terbentuknya cairan ini karena darah keluar melalui dinding kapiler dan melalui ruang antarsel kemudian masuk ke pembuluh halus yang dinamakan pembuluh getah bening (limfe)



1. Sistem peredaran darah tertutup dan peredaran darah ganda

Dalam keadaan normal darah ada didalam pembuluh darah, ujung arteri bersambung dengan kapiler darah dan kapiler darah bertemu dengan vena terkecil (venula) sehingga darah tetap mengalir dalam pembuluh darah walaupun terjadi pertukaran zat, hal ini disebut sistem peredaran darah tertutup.

Peredaran darah ganda pada manusia, terdiri peredaran darah kecil (jantung –paru-paru – kembali ke jantung) dan peredaran darah besar (jantung – seluruh tubuh dan kembali ke jantung). Peredaran ini melewati jantung sebanyak 2 kali.


 
 

 CARA KERJA JANTUNG


Sistem sirkulasi memiliki 3 komponen:
  1. Jantung yang berfungsi sebagai pompa yang melakukan tekanan terhadap darah agar timbul gradien dan darah dapat mengalir ke seluruh tubuh.
  2. Pembuluh darah yang berfungsi sebagai saluran untuk mendistribusikan darah dari jantung ke semua bagian tubuh dan mengembalikannya kembali ke jantung
  3. Darah yang berfungsi sebagai medium transportasi dimana darah akan membawa oksigen dan nutrisi
Darah berjalan melalui sistim sirkulasi ke dan dari jantung melalui 2 lengkung vaskuler (pembuluh darah) yang terpisah. Sirkulasi paru terdiri atas lengkung tertutup pembuluh darah yang mengangkut darah antara jantung dan paru. Sirkulasi sistemik terdiri atas pembuluh darah yang mengangkut darah antara jantung dan sistim organ.

Walaupun secara anatomis jantung adalah satu organ, sisi kanan dan kiri jantung berfungsi sebagai dua pompa yang terpisah. Jantung terbagi atas separuh kanan dan kiri serta memiliki empat ruang, bilik bagian atas dan bawah di kedua belahannya. Bilik bagian atas disebut dengan atrium yang menerima darah yang kembali ke jantung dan memindahkannya ke bilik bawah, yaitu ventrikel yang berfungsi memompa darah dari jantung.

Pembuluh yang mengembalikan darah dari jaringan ke atrium disebut dengan vena, dan pembuluh yang mengangkut darah menjauhi ventrikel dan menuju ke jaringan disebut dengan arteri. Kedua belahan jantung dipisahkan oleh septum atau sekat, yaitu suatu partisi otot kontinu yang mencegah percampuran darah dari kedua sisi jantung. Pemisahan ini sangat penting karena separuh jantung janan menerima dan memompa darah beroksigen rendah sedangkan sisi jantung sebelah kiri memompa darah beroksigen tinggi.
Perjalanan Darah dalam Sistim Sirkulasi

Jantung berfungsi sebagai pompa ganda. Darah yang kembali dari sirkulasi sistemik (dari seluruh tubuh) masuk ke atrium kanan melalui vena besar yang dikenal sebagai vena kava. Darah yang masuk ke atrium kanan berasal dari jaringan tubuh, telah diambil O2-nya dan ditambahi dengan CO2. Darah yang miskin akan oksigen tersebut mengalir dari atrium kanan melalui katup ke ventrikel kanan, yang memompanya keluar melalui arteri pulmonalis ke paru. Dengan demikian, sisi kanan jantung memompa darah yang miskin oksigen ke sirkulasi paru. Di dalam paru, darah akan kehilangan CO2-nya dan menyerap O2 segar sebelum dikembalikan ke atrium kiri melalui vena pulmonalis.

Darah kaya oksigen yang kembali ke atrium kiri ini kemudian mengalir ke dalam ventrikel kiri, bilik pompa yang memompa atau mendorong darah ke semus sistim tubuh kecuali paru. Jadi, sisi kiri jantung memompa darah yang kaya akan O2 ke dalam sirkulasi sistemik. Arteri besar yang membawa darah menjauhi ventrikel kiri adalah aorta. Aorta bercabang menjadi arteri besar dan mendarahi berbagai jaringan tubuh.

Sirkulasi sistemik memompa darah ke berbagai organ, yaitu ginjal, otot, otak, dan semuanya. Jadi darah yang keluar dari ventrikel kiri tersebar sehingga masing-masing bagian tubuh menerima darah segar. Darah arteri yang sama tidak mengalir dari jaringan ke jaringan. Jaringan akan mengambil O2 dari darah dan menggunakannya untuk menghasilkan energi. Dalam prosesnya, sel-sel jaringan akan membentuk CO2 sebagai produk buangan atau produk sisa yang ditambahkan ke dalam darah. Darah yang sekarang kekurangan O2 dan mengandung CO2 berlebih akan kembali ke sisi kanan jantung. Selesailah satu siklus dan terus menerus berulang siklus yang sama setiap saat.
Kedua sisi jantung akan memompa darah dalam jumlah yang sama. Volume darah yang beroksigen rendah yang dipompa ke paru oleh sisi jantung kanan memiliki volume yang sama dengan darah beroksigen tinggi yang dipompa ke jaringan oleh sisi kiri jantung.

Sirkulasi paru adalah sistim yang memiliki tekanan dan resistensi rendah, sedangkan sirkulasi sistemik adalah sistim yang memiliki tekanan dan resistensi yang tinggi.  Oleh karena itu, walaupun sisi kiri dan kanan jantung memompa darah dalam jumlah yang sama, sisi kiri melakukan kerja yang lebih besar karena ia memompa volume darah yang sama ke dalam sistim dengan resistensi tinggi. Dengan demikian otot jantung di sisi kiri jauh lebih tebal daripada otot di sisi kanan sehingga sisi kiri adalah pompa yang lebih kuat.
Darah mengalir melalui jantung dalam satu arah tetap yaitu dari vena ke atrium ke ventrikel ke arteri. Adanya empat katup jantung satu arah memastikan darah mengalir satu arah. Katup jantung terletak sedemikian rupa sehingga mereke membuka dan menutup secara pasif karena perbedaan gradien tekanan. Gradien tekanan ke arah depan mendorong katup terbuka sedangkan gradien tekanan ke arah belakang mendorong katup menutup.

Dua katup jantung yaitu katup atrioventrikel (AV) terletak di antara atrim dan ventrikel kanan dan kiri. Katup AV kanan disebut dengan katup trikuspid karena memiliki tiga daun katup sedangkan katup AV kiri sering disebut dengan katup bikuspid atau katup mitral karena terdiri atas dua daun katup. Katup-katup ini mengijinkan darah mengalir dari atrium ke ventrikel selama pengisian ventrikel (ketika tekanan atrium lebih rendah dari tekanan ventrikel), namun secara alami mencegah aliran darah kembali dari ventrikel ke atrium ketika pengosongan ventrikel atau ventrikel sedang memompa.

Dua katup jantung lainnya yaitu katup aorta dan katup pulmonalis terletak pada sambungan dimana tempat arteri besar keluar dari ventrikel. Keduanya disebut dengan katup semilunaris karena terdiri dari tiga daun katup yang masing-masing mirip dengan kantung mirip bulan-separuh. Katup ini akan terbuka setiap kali tekanan di ventrikel kanan dan kiri melebihi tekanan di aorta dan arteri pulmonalis selama ventrikel berkontraksi dan mengosongkan isinya. Katup ini akan tertutup apabila ventrikel melemas dan tekanan ventrikel turun di bawah tekanan aorta dan arteri pulmonalis. Katup yang tertutup mencegah aliran balik dari arteri ke ventrikel.
 
Walaupun tidak terdapat katup antara atrium dan vena namun hal ini tidak menjadi masalah. Hal ini disebabkan oleh dua hal, yaitu karena tekanan atrium biasanya tidak jauh lebih besar dari tekanan vena serta tempat vena kava memasuki atrium biasanya tertekan selama atrium berkontraksi.
Proses Mekanis Siklus Jantung
Jantung secara berselang-seling berkontraksi untuk mengosongkan isi jantung dan berelaksasi untuk mengisi darah. Siklus jantung terdiri atas periode sistol (kontraksi dan pengosongan isi) dan diastol (relaksasi dan pengisian jantung). Atrium dan ventrikel mengalami siklus sistol dan diastol terpisah. Kontraksi terjadi akibat penyebaran eksitasi (mekanisme listrik jantung) ke seluruh jantung. Sedangkan relaksasi timbul setelah repolarisasi atau tahapan relaksasi otot jantung.

Kontraksi sel otot jantung untuk memompa darah dicetuskan oleh potensial aksi yang menyebar melalui membran-membran sel otot. Jantung berkontraksi atau berdenyut secara berirama akibat potensial aksi yang ditimbulkannya sendiri. Hal ini disebabkan karena jantung memiliki mekanisme aliran listrik yang dicetuskannya sendiri guna berkontraksi atau memompa dan berelaksasi.
Potensial aksi ini dicetuskan oleh nodus-nodus pacemaker yang terdapat di jantung dan dipengaruhi oleh beberapa jenis elektrolit seperti K+, Na+, dan Ca++. Gangguan terhadap kadar elektrolit tersebut di dalam tubuh dapat mengganggu mekanisme aliran listrik jantung.

Arus listrik yang dihasilkan oleh otot jantung menyebar ke jaringan di sekitar jantung dan dihantarkan melalui cairan-cairan tubuh. Sebagian kecil aktivitas listrik ini mencapai permukaan tubuh dan dapat dideteksi menggunakan alat khusus. Rekaman aliran listrik jantung disebut dengan elektrokardiogram atau EKG. EKG adalah rekaman mengenai aktivitas listrik di cairan tubuh yang dirangsang oleh aliran listrik jantung yang mencapai permukaan tubuh. Jadi EKG bukanlah rekaman langsung aktivitas listrik jantung yang sebenarnya.
Berbagai komponen pada rekaman EKG dapat dikorelasikan dengan berbagai proses spesifik di jantung. EKG dapat digunakan untuk mendiagnosis kecepatan denyut jantung yang abnormal, gangguan irama jantung, serta kerusakan otot jantung. Hal ini disebabkan karena aktivitas listrik akan memicu aktivitas mekanis sehingga kelainan pola listrik biasanya akan disertai dengan kelainan mekanis atau otot jantung sendiri.

Kapiler {the point of kapiler}

Sistem kapiler akan bekerja hanya jika cairan yang dipompa melalui pipa-pipa penyusunnya mempunyai kekentalan sangat rendah. Kekentalan rendah itu penting karena laju aliran berbanding terbalik dengan kekentalan… Dari sini, mudah dipahami bahwa jika kekentalan air bernilai hanya beberapa kali lebih tinggi daripada yang sekarang, memompa darah lewat sebuah pembuluh kapiler akan memerlukan tekanan amat tinggi, dan hampir semua sistem peredaran akan tidak dapat bekerja… Jika kekentalan air sedikit saja lebih tinggi dan jika kapiler terkecil yang digunakan bergaris tengah 10, bukannya 3 mikrometer, maka kapiler-kapiler ini akan harus menempati semua bagian jaringan otot agar memberikan cukup persediaan oksigen dan glukosa. [Jika ini yang terjadi] maka pastilah perancangan bentuk-bentuk kehidupan tingkat tinggi akan tidak mungkin atau sangat dibatasi… Jadi, tampaknya, kekentalan air haruslah mirip seperti yang sekarang ini jika harus berperan sebagai sarana penyokong kehidupan. (Michael Denton, Nature’s Destiny:How The Laws of Biology Reveal Purpose in the Universe, New York: The Free Press, 1998, h. 35-36)

Kapiler { Pembuluh darah }

Darah diedarkan ke seluruh tubuh melalui pembuluh darah (vaskuler). Secara umum pembuluh darah terdiri dari 3 lapisan yaitu tunika adventisia, tunika media dan tunika intima.

Tunika adventisia merupakan lapisan paling luar berupa jaringan ikat yang kuat. Tunika media merupakan lapisan tengah yang terdiri dari otot polos. Tunika intima membentuk dinding dalam dari pembuluh darah terdiri dari sel-sel endotel. Celah antara sel-sel endotel membentuk pori-pori pembuluh darah.

Pembuluh darah ada 3 macam yaitu arteri, vena dan kapiler.


KAPILER

Kapiler merupakan pembuluh darah kecil yang sangat tipis, hanya dibentuk oleh tunika intima saja sehingga memudahkan proses pertukaran zat antara pembuluh darah dengan sel atau jaringan.

  • Pembuluh darah kapiler berasal dari bahasa Latin capillaris
  • Pembuluh kapiler merupakan pembuluh darah yang mengalirkan darah dari arteri, yang bercabang dan menyempit ke arteriola, dan kemudian masih bercabang lagi menjadi kapiler. Setelah terjadinya difusi jaringan, kapiler bergabung membentuk venule dan melebar menjadi vena, yang mengembalikan darah ke jantung.
  • Dinding kapiler berupa epithel pipih selapis yang tipis sehingga gas dan molekul seperti oksigen , carbon dioksida bisa berdifusi serta air, zat zat terlarut berupa protein, glukosa dan lemak dapat mengalir melewatinya secara osmosis dengan dipengaruhi oleh gradien osmotik dan hidrostatik.
  • Fungsi kapiler adalah :
  1. Penghubung arteri dan vena
  2. Tempat terjadinya pertukaran zat
  3. Absorbsi nutrisi pada usus
  4. Filtrasi pada ginjal
  5. Absorbsi sekret kelenjar

ARTERI

Arteri merupakan pembuluh darah yang mengalirkan darah dari jantung ke seluruh tubuh. Arteri membawa darah yang kaya oksigen, kecuali arteri pulmonalis.

  • Arteri bersifat elastik karena mempunyai lapisan otot polos dan serabut elastik sehingga dapat berdenyut-denyut sebagai kompensasi terhadap tekanan jantung pada saat sistol.
  • Arteri yang lebih kecil dan arteriola lebih banyak mengandung lapisan otot sebagai respon terhadap pengendalian saraf vasomotor.
  • Arteri mendapatkan suplai darah dari pembuluh darah khusus yang disebut vasa vasorum, dipersarafi oleh serabut saraf motorik yang disebut vasomotor.
  • Arteri mempunyai diameter yang berbeda-beda, mulai yang besar yaitu aorta kemudian bercabang menjadi arteri dan arteriola.
  • dinding arteri tebal karena membawa darah dengan tekanan yang tinggi
  • di tubuh tidak berada di permukaan tetapi agak kedalam dibawah permukaan
  • berwarna cenderung merah karena cenderung membawa darah yang mengandung oksigen kecuali arteri pulmonalis
VENA

  • Vena merupakan pembuluh darah yang mengembalikan darah dari seluruh tubuh ke jantung sehingga dinamakan pula pembuluh balik.
  • Vena mempunyai tiga lapisan seperti arteri tetapi mempunyai lapisan otot polos yang lebih tipis, kurang kuat dan mudah kempes (kolaps).
  • Vena dilengkapi dengan katup vena yang berfungsi mencegah aliran balik darah ke bagian sebelumnya karena pengaruh gravitasi.
  • Katup vena berbentuk lipatan setengah bulat yang terbuat dari lapisan dalam vena yaitu lapisan endotelium yang diperkuat oleh jaringan fibrosa.
Cara mengalirkan darah di vena agar bisa kembali kejantung
Pada kapiler terdapat spingter prakapiler mengatur aliran darah ke kapiler :
  • Bila spingter prakapiler berelaksasi maka kapiler-kapiler yang bercabang dari pembuluh darah utama membuka dan darah mengalir ke kapiler.
  • Bila spingter prakapiler berkontraksi, kapiler akan tertutup dan aliran darah yang melalui kapiler tersebut akan berkurang.
  • Pada vena bila otot berkontraksi maka vena akan terperas dan kelepak yang terdapat pada jaringan akan bertindak sebagai katup satu arah yang menjaga agar darah mengalir hanya menuju ke jantung.
Ada beberapa pembuluh darah besar yang berdekatan letaknya dengan jantung yaitu :

  1. Vena Cava Superior Vena cava superior adalah vena besar yang membawa darah kotor dari tubuh bagian atas menuju atrium kanan.
  2. Vena Cava Inferior Vena cava inferior adalah vena besar yang membawa darah kotor dari bagian bawah diafragma ke atrium kanan.
  3. Sinus Conaria Sinus coronary adalah vena besar di jantung yang membawa darah kotor dari jantung sendiri.
  4. Trunkus Pulmonalis Pulmonary trunk adalah pembuluh darah besar yang membawa darah kotor dari ventrikel kanan ke arteri pulmonalis. Arteri pulmonalis dibagi menjadi 2 yaitu kanan dan kiri yang membawa darah kotor dari pulmonary trunk ke kedua paru-paru.
  5. Vena Pulmonalis Vena pulmonalis, dibagi menjadi 2 yaitu kanan dan kiri yang membawa darah bersih dari kedua paru-paru ke atrium kiri.
  6. Aorta Asendens Ascending aorta, yaitu pembuluh darah besar yang membawa darah bersih dari ventrikel kiri ke arkus aorta (lengkung aorta) ke cabangnya yang bertanggung jawab dengan organ tubuh bagian atas.
  7. Aorta Desendens Descending aorta,yaitu bagian aorta yang membawa darah bersih dan bertanggung jawab dengan organ tubuh bagian bawah. Ada beberapa jenis vena yang penting untuk materi
  8. Vena porta : vena yang port (mampir) terlebih dahulu di organ sebelum ke jantung
  • Vena porta hepatica : vena dari usus ke hati : vena ini kaya makanan hasil penyerapan dari usus ( di tubuh kita dijumpai)
  • Vena porta renalis : vena dari tungkai belakang kaki pada katak mampir ke ginjal , baru ke jantung

Penyakit penyakitnya
  • Arteri : cenderung terjadi penyempitan karena ada sumbatan : sklerosis ( atreosklerosis : lemak dan Arterio sklerosis : oleh kapur )
  • Vena : cenderung melebar karena aliran ditentukan pula oleh tekanan otot , pelebaran vena di betis : varises , pelebaran di sekitar anus : hemoroid/wasir)
  • Kapiler : cenderung penyempitan karena ada sumbatan : Thrombus : sumbatan padat , Embolus sumbatan berupa udara (gas) , lemak : struk /hipertensi

Arteri dan Vena {2}


Disfungsi Pembuluh Darah arteri dan Pembuluh Balik Vena 
 
Pada kasus serangan jantung , Pembuluh Darah arteri koroner yang mengalirkan darah dari paru-paru kesel jantung mengalami penyempitan atau penyumbatan. Lama kelamaan, sel dan otot jantung yang tidak kebagian pasokan oksigen dan nutrisi akhirnya pasti rusak.
Semakin banyak sel dan otot jantung yang rusak, semakin lemah daya jantung yang rusak, semakin lemah daya jantung yang memompakan darah dari Pembuluh Darah arteri maupun vena . Terjadilah kemungkinan datangnya serangan jantung, karena jantung kepayahan melaksanakan tugasnya. Maka pasien mesti ditolong dengan cara membuka penyempitan dan penyumbatan yang terjadi pada pembuluh darah koronernya.
  1. Pembuluh Darah Arteri ( Pembuluh Nadi )
Pembuluh darah Arteri disebut juga dengan pembuluh nadi. Pembuluh jenis ini adalah pembuluh darah yang berasal dari bilik jantung yang memiliki dinding tebal dan kaku. Pembuluh darah arteri terdiri dari dua jenis, yaitu pembuluh aorta dan pembuluh pulmonalis. Pembuluh aorta merupakan pembuluh arteri yang datang dari bilik jantung sebelah kiri dan bertugas mengangkut oksigen untuk diedarkan ke seluruh tubuh.
  1. Pembuluh balik vena ( Pembuluh Balik )
Pembuluh balik vena dikenal dengan nama pembuluh balik. Pembuluh balik vena adalah jenis pembuluh darah yang datang menuju serambi jantung yang sifatnya tipis dan cukup elastis. Sama halnya seperti pembuluh arteri, pembuluh vena terdiri dari dua bagian, yaitu Pembuluh balik vena kava anteriod dan Pembuluh balik vena kava pulmonalis.
 
Perbedaan antara Pembuluh darah Arteri dan Vena :
Pembuluh darah arteri :
1). Pembuluh darah Arteri Merupakan tempat mengalir darah yang dipompa dari bilik.
2). Pembuluh darah Arteri Merupakan pembuluh yang liat dan elastis.
3). Pembuluh darah Arteri Mempunyai tekanan pembuluh yang lebih kuat dari pada pembuluh balik.
 
Pembuluh balik (Vena) :
1). Pembuluh balik vena Terletak di dekat permukaan kulit sehingga mudah di kenali.
2). Pembuluh balik vena Dinding pembuluh lebih tipis dan tidak elastis.
3). Pembuluh balik vena Tekanan pembuluh lebih lemah di bandingkan pembuluh nadi
keduanya juga memiliki perbedaan yang sangat mendasar yaitu arteri mendistribusi darah kesemua organ atau jaringan tubuh manusia, sedangkan Pembuluh balik vena mendistribusikan darah kembali ke organ jantung (sebagai pemompa darah).
 
Ketika darah keluar dari jantung arterilah yang akan menyebarkan/mendistribusikan darah tersebut kesegala organ, melalui arteri besar (Aorta) sampai menuju arteri-arteri, arteriol hingga ke kapiler (kejaringan tubuh).
Sedangkan untuk Pembuluh balik vena, ketika darah sampai ke kapiler, venule (penampung darah dari kapiler) diteruskan ke vena-vena (vena cava superior dan interior) hingga akhirnya masuk kedalam jantung (atrium kanan).
 
Dinding Pembuluh darah Arteri dan Pembuluh balik Vena :
Pembuluh darah Arteri memiliki dinding liat yang dapast mengerut dan melebar, sehingga menghasilkan gerakan seperti memerah guna membantu memperlancar pengaliran darah yang kaya oksigen dan nutrisi keseluruh jaringan tubuh.
Dinding pembuluh darah vena lebih tipis dan tidak terlalu aktif berkontraksi layaknya arteri dalam mengalirkan darah menuju ke jantung , tetapi pada pembuluh darahyang sudah kekurangan oksigen dan nutrisi mengalir terbalik meninggalkan jantung.